Halaman

Senin, 15 Januari 2018

S.O.L.O (Story Of Love)

Bab 8

Reyhan Alfiansyah Utama #2

Setelah hari itu beberapa kali keduanya bertemu dan berpapasan secara tidak sengaja. Tapi tidak ada hal yang terjadi selanjutnya, bahkan tidak ada pembicaraan hanya untuk sekedar basa basi atau sekedar untuk menyapa juga tak terjadi. Keduanya seperti tidak pernah bertemu atau saling berbicara sebelumnya, hingga takdir mendekatkan mereka kembali dengan cara yang tak terduga dan tak bisa dipahami.


"Hiks hiks hiks..." Seorang gadis yang duduk di sebuah bangku di taman kampus sedang bersedih dan menangis. Air matanya terus saja mengalir meski ia ingin berhenti untuk menangis, apalagi hatinya sangat perih dan sakit sekali. Entah apa yang membuat gadis ini menangis dan begitu bersedih hari ini.


"Heh apa yang kau lakukan di tempat ku!" Gertak Reyhan mengetahui ada yang duduk di tempat kesukaannya.


Sementara gadis tersebut masih menangis dan mencoba menghapus air matanya dengan tangan, sebab tisu yang dia bawa telah habis sejak tadi. "Maaf kak..."


Sebenarnya Reyhan ingin marah saat itu, namun ketika ia melihat gadis itu menatapnya dan menangis, membuat dirinya mengurungkan niatnya. Lantas ia pun bertanya pada gadis tersebut. "Apa yang membuatmu menangis dan bersedih... Putus dari pacarmu?"


"Heem kak... Hiks hiks hiks.." Jawab Gadis ini yang akan bangkit dari tempat duduk. Tapi dengan tangisan yang belum berhenti.


Tapi Reyhan menyuruh gadis itu agar duduk disana sambil menikmati kesedihannya saat ini, ia mengatakan bahwa. "Untuk hari ini ku pinjamkan tempat ini untukmu."
Sebenarnya Reyhan merasa aneh, gadis yang selalu riang dan ceria menangis di hadapannya hanya untuk lelaki. Ia merasa aneh dengan hal itu.


Ia pun berbalik arah dan pergi meninggalkan gadis yang masih menangis ini. Namun ia kemudian berbalik arah kembali ke gadis ini dan melempar sesuatu padanya.


"Kembalikan padaku lagi setelah kau cuci dengan bersih..." Ujarnya sambil melempar sapu tangan ke arah si gadis.


Sementara gadis ini hanya menatapnya dengan tatapan sedih sebab ia masih sibuk dengan tangisan sendiri. Ia mengambil sapu tangan yang dilemparkan kepadanya dan kemudian menghapus air matanya.


Dua hari kemudian.


Reyhan yang seperti biasa duduk bersantai di bangku taman favoritnya. Ia sedang melamun dan memikirkan sesuatu, hingga entah kemana pikirannya itu pergi, yang jelas tubuh dan pikirannya sedang terpisah saat ini.
Hingga ada seorang gadis yang menghampirinya dan memberikan sesuatu padanya.


"Kau lagi...? Apa lagi mau kamu? Apa kau ingin menangis lagi! Lebih baik kau cari tempat lain saja." Ucapnya melihat gadis itu menghampiri dirinya.


"Tidak kak.... Kali ini aku cuma ingin mengembalikan sapu tangan kakak." Seru sang gadis sambil mengulurkan tangan dan menyerahkan sapu tangan.


Reyhan hanya menatap gadis ini dan meraih sapu tangan miliknya. Ia lantas pergi dari tempat itu meninggalkan sang gadis yang masih berdiri di hadapannya. Ia tersenyum manis ke arah gadis dan berlalu pergi.


Dan entah apa yang terjadi selanjutnya. Keduanya mulai sering bertemu dan menjadi akrab. Bahkan keakraban mereka membuat heran beberapa anak kampus dan Dosen. Sebab semua orang tahu bahwa sifat dua sosok lawan jenis ini sangat berbeda jauh.
Sang Gadis yang sifat lemah lembut, baik hati dan pemurah. Akan tetapi berbanding terbalik dengan sifat Reyhan.
Dan beberapa orang pun menyangka bahwa mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih. Padahal pada kenyataannya, Reyhan tidak pernah menyatakan perasaan dirinya terhadap si gadis.


Dan semenjak saat itu sikap Reyhan sedikit demi sedikit berubah, ia sudah jarang berkata kasar dan tajam. Ia juga sudah jarang untuk mengancam orang lain, entah siapapun itu.


****


"Apa kau dan Reyhan sudah berpacaran?" Tanya salah satu seorang temannya.


"Belum kok... Reyhan tidak pernah menyatakan apapun mengenai perasaannya." Jawabnya.


"Lalu kok kalian bisa akrab sih?" Tanya salah satu temannya yang lain.


"Entahlah..." Jawab Sang Gadis sambil mengangkat kedua bahunya.


Perbincangan dengan teman temannya itu hanya terjadi sebentar, setelah itu Reyhan datang ke kelasnya dan berdiri di depan pintu masuk. Ia menggelengkan kepala ke arah gadis ini untuk keluar dan pergi bersamanya.
Sang Gadis pun bangkit dari bangkunya dan berjalan pergi ke arah Reyhan. Semua yang ada di kelas itu bingung dengan hal yang terjadi diantara mereka berdua.
Semuanya tahu bahwa perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi dan jelas tak mungkin bisa bersatu.


"Mau kemana kita?" Tanyanya.


"Sudah ikuti aku... Oh iya, kita pergi naik motorku dan biar motormu tinggal saja disini. Kita hanya pergi sebentar kok." Jawab Reyhan.


****


Taman Kota.


"Kenapa kita disini? Tanya si gadis.


"Karena aku ingin mengistirahatkan otak ku ini. Di taman kampus kita terlalu ramai dan berisik dan hal itu mengganggu otak ku yang cerdas ini." Jawab Reyhan sambil menyuruh gadis ini duduk di sebuah bangku dan Reyhan duduk tepat di sebelahnya.


Reyhan pun menutup matanya dan mendongakkan kepalanya ke atas, sambil sesekali menikmati udara segar di taman ini.
Sementara sang Gadis hanya mengamati laki laki yang dalam beberapa bulan terakhir ini dekat dengannya.


"Reyhan.... Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Ucap sang Gadis yang kini menundukkan kepalanya.


Reyhan lalu membuka matanya dan melihat ke arah si gadis. Ia kemudian menjawab pertanyaan darinya. "Apa?"


"Apa sih arti hubungan kita ini menurut kamu?" Tanyanya dengan malu. Ia yakin saat ini pasti wajahnya memerah karena menahan malu.


"Emmm... Apa ya... Aku tidak tahu. Entah apa ini yang kurasakan saja, atau semua ini hanya sebuah keinginan ku saja. Yang jelas aku mempunyai sebuah rasa yang kuat terhadapmu. Entah rasa apa itu aku tidak tahu..." Jawab Reyhan.


Sementara Gadis ini tambah bingung dengan jawaban dari Reyhan. Ia ingin menuntut kejelasan hubungan mereka saat ini, tapi dirinya terlalu pengecut untuk bertanya akan hal itu.
Gadis ini pun menatap Reyhan yang sedang melihatnya, ia ingin menunjukkan bahwa ia tidak puas dengan jawaban yang keluar dari mulutnya.


Tapi kemudian tangan halus Reyhan berada di kepalanya dan mengelus rambutnya dengan lembut, tentu saja hal ini membuat dirinya semakin tak mengerti.


"Bagaimana kalau kita menikah?" Ujarnya sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah si gadis. Bahkan jarak antara wajah keduanya hanya beberapa inci.


Sementara si Gadis hanya terdiam dan tertunduk malu, ia tidak bisa berkata kata lagi.
Sebelum kemudian Reyhan bangkit dan menariknya dan tanpa mengatakan apapun mengajaknya pergi meninggalkan tempat itu.


Tak berselang lama keduanya kini tiba di sebuah hotel yang cukup mewah. Sementara si gadis bingung dengan maksud tujuan Reyhan mengajaknya kemari. Ia berpikiran negatif tentang apa yang akan dilakukan terhadapnya selanjutnya.


"Ayo masuk..." Ujar Reyhan sambil menggandeng tangan si gadis.


"Untuk apa kita pergi kesini?" Tanyanya.


Sementara Reyhan tahu bahwa Gadis ini sedang berpikiran negatif padanya. Ia pun hanya tersenyum kecil sambil berkata sesuatu. "Tenanglah aku tidak akan melakukan apapun terhadap dirimu, jadi buang saja pikiran kotormu saat ini.


Ia merasa lega setelah mendengar ucapan dari Reyhan tersebut, keduanya pun pergi memasuki lobi hotel untuk menuju sebuah kamar.
Akan tetapi disinilah kembali timbul berbagai macam tentang Reyhan. Dan sesampainya di sebuah kamar mereka masuk dan segera memesan layanan makan.


"Reyhan apa aku boleh bertanya lagi?" Ucap sang Gadis.


"Tentu, seharian ini kau aneh. Kau menjadi lebih aktif untuk bertanya." Jawab Reyhan.


"Apa kau tinggal disini?" Tanyanya.


"Iya...Aku bertempat tinggal."


  "Apa  orang tua mu pemilik hotel ini?" Tanyanya kembali.




"Bukan..." Jawabnya.


"Lalu?" Ucap gadis ini yang semakin penasaran.


Akan aku jelaskan. "Sebenarnya aku tinggal di hotel ini secara gratis dan cuma cuma. Sebab aku tahu rahasia besar hotel ini dan aku memiliki buktinya."


"Apa maksudmu?" Tanyanya yang semakin bingung.


"Apa kau tahu.... hotel ini cacat. Sebenarnya wilayah dan luas hotel ini berbeda dari sertifikat tanah mereka, dan secara tidak langsung mereka memakai dan memakan tanah milik negara atau orang lain. Dan ketika aku mengetahui hal itu, kemudian mereka mengijinkan aku untuk tinggal disini kapanpun dan semau ku serta selamanya." Penjelasan dari Reyhan yang membuat Gadis ini terkejut, bahkan sangat terkejut.


Ia tak menyangka bahwa dirinya sedang dekat dengan seseorang yang sangat menakutkan, ia tidak tahu apa orang ini benar waras atau tidak. Apa ia tidak takut jika pemilik hotel ingin berbuat sesuatu yang buruk kepadanya.


Tak berselang lama pintu kamar mereka di ketuk, dan Reyhan pun membuka pintu tersebut dan menyuruh pelayan hotel masuk sambil meletakkan makanan yang di bawanya.
Setelah itu ia dan Reyhan menikmati santap siang mereka di hotel itu dan tak terjadi apa apa diantara keduanya. Sebab setelah itu ia mengantar Gadisnya ini ke kampus karena ada kuliah sore.


TBC...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar