Halaman

Kamis, 18 Januari 2018

S.O.L.O (Story Of Love)

Bab 16

"Apa aku boleh sedikit bercerita lagi.." Ucap Anna sambil menenangkan Nita.


"Iya... Hiks hiks..." Jawab Nita yang masih menangis tersedu sedu. Ia tidak pernah menyangka bahwa kebenaran akan sesakit ini.


Anna memejamkan matanya, beberapa kali ia mengambil nafas. Lalu ia membuka matanya dan menoleh ke arah Nita, hingga ia memalingkan wajahnya dari Nita.


"Aku mengenal Reyhan sudah sangat lama. Awal aku mengenalnya sebenarnya ketika kami masih duduk di bangku Sekolah Dasar, bukan ketika aku berkuliah dan kembali ke kota ini. Saat itu kami masih kecil, aku dan Reyhan tergabung dalam satu kelas. Reyhan semasa kecil, bukanlah seperti sekarang, ia berbeda dan sangatlah jauh berbeda.
Saat itu kami menjadi teman satu kelas, ia hanyalah bocah yang sangat pintar  semasa usianya, namun ada juga kisah menyedihkan darinya. Reyhan adalah anak panti asuhan, ia tidak pernah tahu siapa orang tuanya, selama waktu itu ia hanya bocah biasa. Yang suka sedih dan menangis bila ada yang mengejek tentang darimana asal usulnya. Tapi asal kau tahu, bahwa sejak itulah Reyhan menjadi laki laki yang kuat. Ia berubah dari bocah cengeng menjadi bocah yang ditakuti oleh orang orang, dan beberapa temannya.
Ia terus berlatih dan menggunakan kemampuan otaknya yang hebat untuk menakuti orang orang, ia juga mengubah gaya bicara dan tingkah lakunya.
Tapi bagiku Reyhan hanyalah sebuah bocah yang mencoba menghapus kesedihannya. Namun hatinya tetap hangat dan selalu baik, walau ia sering berkata kasar dan suka mengancam orang. Pertemanan kami berjalan singkat, ketika selesai dari Pendidikan Sekolah Dasar, aku harus ikut pindah bersama orang tuaku ke luar kota, karena ayahku mendapatkan pekerjaan dan harus menetap di kota lain. Dan saat itu aku sudah tidak bertemu lagi dengan Reyhan.
Hingga aku kembali ke kota ini dan berkuliah di Universitas sama sepertimu. Saat itulah aku bertemu lagi dengannya, aku kira dia sudah tidak mengenal atau melupakan diriku. Namun aku terkejut bahwa dia masih mengingat semua detail tentang diriku, dia memang mempunyai otak yang hebat.
Dan asal kau tahu Nita, aku dan Reyhan hanya sahabat, tak berlebih ataupun berkurang. Dan ketika aku tahu Reyhan dekat denganmu, aku sangat senang. Kelakuan dan tingkahnya yang buruk mulai berkurang itu karenamu."


Penjelasan dan cerita dari Anna tentang sahabatnya. Air matanya menetes saat  menceritakan masa lalu tentang Reyhan. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terdiam beberapa saat.


Sementara Nita hanya terpaku diam, semua hal ini sangat tidak masuk akal, namun semua fakta dan bukti menunjukkan semuanya. Reyhan laki laki yang pernah menggores luka di hatinya, ternyata laki laki yang sangat baik, sebagai mantan teman terdekat seharusnya ia tahu akan hal itu. Ia yang merasa bahwa sudah tahu segala hal tentang Reyhan, ternyata tidak tahu apa apa. Dan semua pertanyaan tentang orang tua Reyhan sudah terjawab.
Tubuhnya terlalu lemah untuk berdiri, ia tak memiliki tenaga untuk bangkit, kesedihan dan rasa bersalah telah menguras semua kekuatan yang dimilikinya.


****


Tiga hari telah berlalu setelah kejadian itu. Pagi ini sinar mentari lebih cerah dan hangat, juga udara pagi ini juga terlampau sangat segar dan sejuk. Alam seperti memberi isyarat pada manusia bahwa hari ini adalah saat terbaik untuk memulai sesuatu hal yang baru dan positif.


Namun hal itu nampaknya tak terjadi pada Nita. Gadis yang selalu ceria, enerjik, serta bersemangat ini hanya terbaring dan berkutat dengan tempat tidurnya. Tidak ada kegiatan yang ia lakukan selama tiga hari ini, hanya makan dan minum sambil sesekali menangis.
Sejak bertemu dengan Anna dan mengetahui kebenaran akan semuanya, membuat dirinya berada dalam dilema hidup. Dia merasa seperti dihantam oleh ombak yang sangat besar dan kuat. Yang kemudian membuka tabir kebenaran serta masuk dengan paksa ke dalam otaknya. Tak ada yang bisa ia lakukan sekarang, selain bersedih dan menangis.


****


"Ada apa dengan putrimu?" Tanya Ridwan yang sudah selesai menyantap sarapan paginya.


"Entahlah aku juga tidak tahu... Tapi sudah tiga hari ini ia bersikap seperti itu.." Jawab Istrinya yang menemaninya sarapan.


"Hmm... Apa mungkin ia bertengkar dengan Arifin?" Sahut Ridwan yang khawatir dengan kondisi putrinya. Ia tidak pernah ingat tingkah laku anak gadisnya seperti ini.


"Aku tidak tahu... Tapi mungkin aku akan bertanya kembali padanya." Ucap Ayu yang mencoba menenangkan hati suaminya. Ia tahu bahwa suaminya ini sangat sayang kepada putri mereka, namun jangan sampai rasa sayangnya menimbulkan kekhawatiran yang akan mengganggu pekerjaannya.


Setelah itu Ridwan berpamitan pada istrinya untuk berangkat kerja. Dan sang istri mengantarnya sampai pintu rumah, juga tak lupa mencium tangan suaminya.
Selesai itu ia membereskan meja makan dan membersihkan rumahnya, baru kemudian ia akan menemui putrinya dan berbicara padanya sebagai sesama wanita. Cukup lama baginya untuk bersih bersih rumah, butuh waktu hampir dua jam lebih untuk melakukannya, mulai dari mencuci piring dan gelas, menyapu dan mengepel rumahnya.


Hingga semaunya sudah selesai, wanita ini mandi dan berganti pakaian. Selepas itu ia mendatangi anaknya yang masih berselimut kalbu di lantai atas. "Tok..Tok" Beberapa kali ibu ini mengetuk pintu kamar anaknya, namun tidak ada sahutan atau terdengar sesuatu. Ia pun mencoba membuka pintunya, dan ternyata tidak di kunci.
Ia masuk ke dalam kamar putrinya yang sedikit gelap dan remang remang. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan putrinya ini, namun semua itu terlihat dari kondisi kamarnya. Kamar yang terbiasa terang, bersih, wangi dan indah ini terlihat sangat gelap, kotor dan sedikit menakutkan. Dan sepertinya itu adalah gambaran perasaan dari Nita saat ini.


"Apa aku baik baik saja sayang?" Ujar ibunya yang menghampiri dan duduk di pinggir tempat tidur.


Nita langsung bangun mengetahui ibunya ada di kamar dan tepat berada di sampingnya. Rambut Nita yang biasanya terlihat indah dan halus, menjadi berantakan, matanya merah dan pupil matanya membengkak sebagai tanda ia terus menangis dan bersedih beberapa waktu ini. Wajah ceria dan cantiknya berubah menjadi kusut dan tanpa terlihat semangat hidup.
Saat inilah Nita hanya menatap ibunya dan kemudian memeluknya.


"Apa yang terjadi denganmu sayang?" Tanya Ibunya sekali lagi. Sementara Nita hanya memeluk erat ibunya.


"Ceritakan pada ibumu ini, dan kita akan cari solusi dan jalan keluarnya?" Ujar Ayu yang tahu bahwa putrinya sedang mendapatkan masalah yang berat dan membuat putrinya menjadi sedikit depresi.


Mendengar suara ibunya berbicara kepadanya membuat gadis ini merasa sedikit tenang. Baginya ibunya adalah bidadari yang tahu segala hal tentangnya, juga tentang isi hatinya.
Nita lalu menceritakan semua hal tentang Reyhan kepada ibunya, juga tentang kebenaran dan kenyataan yang baru beberapa hari yang lalu ia terima. Dan ketika selesai bercerita tentang masalah yang dialaminya kepada ibunya, air mata gadis ini kembali tumpah dan kesedihan seperti sedang menaungi dan bertempat tinggal dalam dirinya.

"Seharusnya kau bersyukur sayang...Tuhan masih memperlihatkan kebenaran padamu." Ujar Ayu yang membelai rambut anaknya dengan lembut dan perlahan.

Nita tidak tahu dan bingung dengan perkataan ibunya barusan. Ia sama sekali tidak mengerti maksud ucapan dari ibunya. "Maksud Mama apa?"

"Berarti Tuhan masih sayang padamu. Dan tidak membiarkan terus terjerembab dalam lembah kebencian." Ujar Ayu yang memberi nasehat pada putrinya.

"Iya Ma.." Jawab Nita yang mulai mencerna nasehat dari ibunya secara perlahan.

"Sekarang mandi dan bersihkan dirimu. Terus siapkan mental dan minta maaflah pada dia... Dan untuk selanjutnya biar Tuhan yang menunjukkan jalannya padamu." Tambah Ayu yang masih membelai lembut rambut putrinya.

Nita kemudian memeluk ibunya dan beranjak dari tempat tidur. Ia menuruti nasehat dari ibunya. Sebab ibunya selalu tahu hal yang terbaik untuk putrinya ini.

****


Pukul 10.00.


Nita yang pagi ini merasa lebih baik setelah kemarin telah bercerita dan curhat kepada ibunya. Ia pun langsung melaksanakan nasehat dari ibunya. Dan ia berharap setelah melakukan hal ini tidak ada kesedihan ataupun rasa bersalah di kemudian hari.
Ia duduk di bangku taman dan menunggu seseorang, lebih dari lima belas menit ia menunggu. Namun seseorang yang ditunggu olehnya tak kunjung datang. Hingga sudut matanya melihat seseorang yang berjalan dan menghampirinya.


"Ada apa lagi? Apa kau ingin mengatakan hal bodoh yang sama lagi." Sapa Reyhan yang sudah berdiri di depan Nita.


Nita melihat wajahnya dan kemudian ia mengatakan sesuatu pada Reyhan. "Aku sudah tahu semuanya...Kak."


"Apa maksudmu?" Ucap Reyhan dengan sedikit bingung. Namun dari nada suaranya gadis ini sudah melunak, ia pun mulai berpikir apa maksud dari Nita.


"Aku sudah tahu semuanya, tentang semua hal dirimu..." Jawab Nita yang kemudian menundukkan wajahnya. Ia mencoba mengontrol emosinya agar tidak meledak.


"Hmm pasti Anna sialan yang memberi tahu hal ini padamu." Seru Reyhan dengan memandang lawan bicaranya.


"Iya kak..." Jawab Nita dengan mengangguk pelan dan tetap menundukkan wajahnya.


"Ya sudah..." Balas Reyhan. Ia pun langsung berbalik arah dan akan melangkah pergi.


"Kenapa kak...Kenapa waktu itu aku tidak menjawab atau memberikan aku alasan!" Ucap Nita dengan menaikkan nada suaranya. Ia tahu bahwa Reyhan akan pergi. Kali ini ia mengangkat wajahnya dan memandang lawan bicaranya.


Namun Reyhan yang berbalik arah tetap melangkah ke arah lain. Ia sama sekali tidak peduli ataupun menggubris perkataan dari Nita. Ia hanya melangkah pergi menjauhinya. "Saat itu aku bisa memberimu seribu alasan, namun apakah hatimu bisa percaya padaku ketika itu."


"Maaf kak...Maafkan aku waktu itu yang terlalu egois dan mudah percaya... Hiks Hiks.." Ucap Nita yang kemudian menangis. Kesedihan kembali datang dan membuat air matanya kembali menetes. Serta rasa bersalahnya memperburuk situasi hatinya saat ini.


"Itu Bukan salahmu... Dan aku juga memaafkan salahmu. Aku memahami kondisimu saat itu." Ucap Reyhan yang kini kembali ada di depan Nita dan menatap wajah gadis ini.


Saat gadis ini ingin berucap dan meminta maaf kembali. Namun tiba tiba saja Reyhan memeluknya dan mencium keningnya. Hal yang tak pernah ia alami ketika keduanya bersama di masa lalu.
Semua perasaan Nita kini campur aduk menjadi satu. Perasaan atas rasa bersalah dan rasa sedihnya langsung hancur dan menghilang begitu mudah. Kegelisahan dan gelombang yang ada di dalam hatinya juga sudah sirna.


Nita tidak tahu kenapa Reyhan selalu bisa membuatnya tenang dan nyaman. Berada disisinya dan di peluk seperti sekarang membuat gadis ini merasa hangat dan sejuk. Air matanya berhenti menetes,  hatinya yang hancur dan berantakan kembali damai.


Waktu seperti berhenti untuk sesaat, agar kedua manusia ini bisa menikmati waktu mereka sedikit lebih lama. Namun waktu juga yang harus menghentikan dan memisahkan mereka.


Reyhan melepas pelukannya pada Nita dan menatap dalam pada kedua mata gadis ini sambil mengatakan sesuatu. "Bagiku kau lebih dari sekedar cinta, kau adalah cahaya dan aku adalah kegelapan. Kau datang dan menerangi diriku juga hidupku, dan sebagai gantinya aku akan melindungi dan mencintaimu walau harus dalam kegelapan. Sebenarnya aku ingin kau kembali padaku, berada di sisiku. Namun dirimu bukan lagi milikku dan aku akan bahagia meski kau tak bisa bersamaku."


Setelah itu Reyhan berjalan pergi dan meninggalkan Nita dengan sejuta perasaan. Namun senyuman manis dan indah sudah tergambar dari wajah gadis ini, keceriaan telah hadir lagi dalam dirinya dan wajah cantiknya kembali memancarkan keindahan.


******


TBC...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar