Halaman

Senin, 15 Januari 2018

S.O.L.O (Story Of Love)

Bab 9

Reyhan Alfiansyah Utama #3

Setelah itu kedekatan dan hubungan antara Reyhan dengan si gadis makin akrab. Entah apa yang mendasari kedua orang yang berbeda sifat ini bisa menjadi satu. Namun disaat itulah Reyhan menyadari bahwa dirinya mulai jatuh cinta dengan gadis ini.
Gadis yang bodoh dan cerewet serta bawel, entah kapan Reyhan menyadari hal ini. Namun semuanya terkadang datang dengan cara tersendiri.


"Apa kau masih bersedih?" Ucapnya yang bertanya pada Si Gadis yang masih bersedih. Keduanya telah selesai menonton film di bioskop mall tersebut.

"Sudah mendingan kok... Tapi aku kecewa berat dengan film tersebut." Jawab Gadis ini dengan lugu.

"Maksudnya?" Tanyanya dengan heran.

"Iya.... Kenapa harus mati?! Kenapa si tokoh utama harus mati.." Seru Gadis ini dengan nada kesal dan sebal. Matanya terlihat masih berkaca kaca layaknya orang menangis. Tapi disaat itulah keindahan muncul dari kedua bola matanya.

"Hahaha... Kau benar benar bodoh dan aneh.." Suara tawanya yang mengejek gadis ini. Namun untuk beberapa saat ia diam dan menatap wajahnya dengan dalam dan penuh makna.

Namun kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah lain setelah Gadis ini menyadari bahwa Reyhan menatapnya tanpa berkedip. Ia pun hanya tersenyum manis melihat sifat Reyhan.
Keduanya memustuskan untuk makan di mall itu sebelum pulang. Setelah itu kedua orang ini pulang dan berpisah di pelataran parkir mall.

"Ya udah aku pulang dulu?" Ucap Gadis ini.

"Iya hati hati di jalan.." Kata Reyhan dengan melihat Gadisnya.

Tak berselang lama Gadis ini memacu motornya dan pergi meninggalkan Reyhan yang masih ada di pelataran parkir mall itu. Reyhan dan Gadis ini sering bertemu, namun dirinya tidak pernah mengantarkan Si Gadis pulang. Ia selalu beralasan bahwa dirinya ada urusan atau hal lain yang harus dikerjakan.
Meski awalnya Gadis ini tidak apa apa dengan hal itu, namun secara naluri ia tahu bahwa teman laki lakinya itu menyembunyikan sesuatu kepadanya.


****


Hingga tibalah  Reyhan di semester akhir kuliahnya. Ini adalah tahun terakhir dia kuliah di kampus ini. Dan setelah ini dia berencana akan mengembangkan kemampuannya dalam bidang seni.
Reyhan memang seorang mahasiswa jurusan seni. Ia mengambil fakultas seni bukan tanpa alasan. Sebab dirinya menyukai hal hal yang berbau lukisan. Meski terkadang ia adalah orang yang mudah berganti obyek, namun menurutnya seni itu adalah sebuah panggilan jiwa, seperti orang yang mengabdikan diri kepada Tuhannya.


Namun di tahun inilah hubungannya dengan si Gadis renggang. Ia terlalu sibuk dengan semua kegiatan kuliah hingga ia hanya punya sedikit waktu dengan Si Gadis.
Awalnya ini hanya sebuah hal yang sepele. Namun bagaikan dedaunan yang selalu di tumpuk secara terus menerus, hal ini menjadi hal merepotkan.


Gadis yang sudah sangat dekat dengan Reyhan ini dan tidak tahu kejelasan hubungannya dengan Reyhan. Pada awalnya ia tidak mempersalahkan hal itu, namun semakin lama khususnya beberapa bulan terakhir ini Reyhan tidak pernah mengajaknya pergi atau hanya sekedar memberinya kabar atau bertanya kabar tentang dirinya.
Ia merasa begitu kesal dan bodoh, ia juga sempat berpikir apakah Reyhan sudah bosan terhadap dirinya. Namun dengan cepat ia menghapus pikiran tersebut.


Ia sebenarnya tahu bahwa ini tahun terakhir Reyhan berkuliah, dan tentu sebagai mahasiswi ia juga tahu betapa sibuk serta tugas yang menumpuk anak kuliah di tahun terakhir. Namun apakah dirinya tidak berarti hingga ia tak ada waktu untuk memberi kabar.


****

Mei.

Bulan kelima dalam dua belas bulan. Dan seperti bulan bulan sebelumnya, bulan ini terasa seperti bulan biasa. Sebenarnya di bulan inilah hujan sudah jarang untuk turun dan suasana panas di siang hari mulai bertambah panas.
Namun bulan Mei tidak hanya membawa suasana dan hawa panas saja, namun juga ada udara serta angin yang berhembus dengan lembut dan sejuk.

Dan saat ini Reyhan sedang menikmati panas dan teriknya siang hari ini, serta menikmati sejuknya udara taman ini. Namun sepertinya  dirinya sedang menunggu sesuatu atau seseorang. Hingga tiba tiba sebuah senyuman tercetak dari bibirnya.


"Lama sekali sih?" Ucap Reyhan yang berdiri dari tempat duduknya. Ia menyambut seorang Gadis dengan kata kasar. Sebab Reyhan bukanlah tipe orang yang betah dalam hal menunggu.


Gadis ini hanya diam dan menatap tajam ke arahnya, berbeda dengan tatapan selalu yang ia tunjukkan sebelumnya. Saat ini terlihat dengan jelas bahwa ia sedang marah.


"Apa yang terjadi?" Tanya Reyhan.


"Tidak apa apa. Aku yang seharusnya bertanya." Ujar sang Gadis.


Reyhan tahu bahwa ada situasi yang buruk saat ini, ia dapat merasakan hal ini, namun dirinya tidak dapat mencegah hal ini terjadi. Ia tahu bahwa suasana hati Gadis ini dalam keadaan yang sedang tidak baik.


"Lalu kenapa kau mengajak ku bertemu?" Suara tanya dari Reyhan.


"Aku ingin bertanya padamu kak?" Ucap lirih Gadis ini. Namun terdengar dari suaranya bahwa ia sedang bersedih atau kecewa.

"Silahkan saja... Selama yang kau tanyakan bukan hal bodoh atau tak berguna." Kata Reyhan dengan tenang.

"Kemarin temanku melihat kau pergi dengan seorang gadis, temanku melihat kau dan dia berbelanja dan sangat dekat.... Apa itu benar? Kak!" Suara halus namun terdengar sangat menyedihkan. Seperti sebuah awan mendung yang membawa air hujan.

"Iya kenapa?" Seru Reyhan dengan ekspresi yang tenang. Seperti tidak terjadi apapun.

"Sebenarnya ada hubungan apa kau dengan dia! Dan sebenarnya kau menganggap aku apa? Apa aku tak berarti untukmu?" Suara parau dan serak dari Gadis ini. Kedua matanya berkaca kaca, hingga kemudian ia tidak bisa membendung lagi air matanya dan pecahlah tangisnya.

Reyhan menatap Gadis ini dan berjalan mendekatinya, ia tepat berada di hadapan Gadis ini dan hanya dengan jarak setengah langkah, ia pun meletakkan tangan kanannya di kepala sang Gadis dan menggerakkan dengan lembut sembari mengelusnya.


"Itu semua bukan urusanmu... Dan bagiku kau sangat berarti." Suara Reyhan. Ia lalu berjalan melewati si Gadis dan akan pergi meninggalkannya.


"Kau tahu kak... Aku berharap ini tidak pernah terjadi. Dan aku berharap bahwa aku tidak pernah bertemu atau mengenalmu..." Ucap Gadis ini masih dalam tangisannya.


Reyhan yang sudah beberapa langkah berjalan pergi kemudian berhenti sesaat, entah kenapa tiba tiba langkahnya terhenti. Namun tanpa berbalik arah menghadap si Gadis, ia mengatakan sedikit hal kepadanya. "Maaf.. Dan semoga Tuhan segera mengabulkan doa mu itu."


Kemudian Reyhan melanjutkan langkah kakinya dan berjalan meninggalkan gadis yang tengah bersedih dan menangis itu di taman. Ia tidak ingin mengatakan apapun saat ini, sebab ia tahu bahwa hati Gadis ini akan menolak semua alasan yang ada. Ia pun lebih memilih diam.


Sejak saat itu, Reyhan tidak lagi terlihat oleh Gadis ini, ia tidak pernah melihat Reyhan setelah pertengkaran dengannya. Tempat duduk di bangku taman yang biasa ditempati juga kosong.
Namun dari beberapa berita yang tersebar bahwa Reyhan telah pergi dan memutuskan berhenti dari kampus. Dan sejak itulah Reyhan hilang di telan bumi, tidak ada siapapun yang tahu akan keberadaannya, meski itu teman sekelas atau sahabatnya juga.


Dan untuk si Gadis ini, ia berjanji untuk melupakan dan menghapus nama Reyhan dari hidupnya. Ia tidak akan mau lagi mendengar nama orang itu dan tidak peduli lagi padanya.


TBC....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar