Halaman

Jumat, 12 Januari 2018

S.O.L.O (Story Of Love)

Bab 2

Di sebuah taman kampus, tempat dimana para mahasiswa dan mahasiswi beristirahat atau sekedar nongkrong atau hanya sekedar melepas penat setelah mengikuti mata kuliah pagi hingga siang. Dan tak hanya itu tempat ini juga di jadikan sebagai tempat pacaran beberapa mahasiswa saat mata kuliah kosong, sekedar bercerita, bercanda dan berpegangan tangan.

Hingga tak jauh terlihat sepasang laki laki dan perempuan yang sedang bertengkar, entah apa penyebabnya namun laki laki itu tetap diam dan sementara si perempuan marah marah tak jelas.
Laki laki yang berambut pendek dan belah samping ini hanya menatap mata kekasihnya yang berkilau indah. "Maaf..." Sebuah kata yang hanya terlontar dari laki laki itu sambil mengusap rambut kepala kekasihnya dan beranjak menjauh pergi.

Sementara sang perempuan hanya menangis dan melihat lelaki itu pergi berjalan meninggalkan dirinya, bibirnya tak sanggup berkata lagi lidahnya seakan menjadi batu, namun air matanya tetap saja mengalir tanpa henti. Hingga laki laki itu tak terlihat lagi oleh kedua mata indahnya itu.

*****

Beberapa hari setelah kedatangan tetangga baru tidak ada hal yang berubah dari hidup Nita, hari harinya tetap sama. Indah dan menyenangkan setiap hari baginya.
Hingga ia tersadar ada bunyi pesan dari handphone miliknya, ia pun mengambilnya dan membaca isi pesan tersebut dan dari siapa.
Senyuman manis dan indah tergambar dari wajahnya saat ia membaca pesan tersebut, sebab ia tahu bahwa pacarnya sebentar lagi akan datang dan menjemputnya untuk pergi bersama. Ia pun membalas pesan tersebut lalu beranjak pergi ke kamar untuk ganti pakaian.

"Mau kemana Sayang..." Tanya ibunya yang melihat anak perempuannya bahagia sambil berjalan menaiki anak tangga.


Memang bangunan rumahnya memiliki dua lantai, dan ada tiga kamar di lantai atas, satu untuk anak perempuannya dan satu lagi untuk adiknya, sedangkan satu kamar di biarkan kosong.
Sementara ia dan ayahnya Nita atau suaminya tidur di kamar lantai bawah.

"Pasti mau pergi sama Arifin ya?" Ujar ibunya yang kembali bertanya pada Nita.

"Iya Mama..." Jawabnya cepat.

"Jangan pulang terlalu malam dan hati hati." Tambah ibunya.

"Siap bos." Jawab Nita sambil mengangkat tangannya seraya memberi hormat kepadanya ibunya itu.

****

Sementara hari ini Bunga yang sedang libur kerja, karena ini memang waktu untuk dia libur, dirinya sedang asyik menonton televisi, menikmati hari libur untuk menonton acara kesukaannya adalah cara menikmati hari libur kali ini.
Memang di tempat ia bekerja sekarang apalagi di Mall hari libur baginya hanya satu kali dalam seminggu dan itupun dalam waktu yang terus saja berubah di setiap minggunya.
Namun kali ini ada yang sedang mengganggu kepalanya atau lebih tepatnya isi dalam kepalanya ini. Ia seperti teringat akan suatu hal, tentang tetangga baru sahabatnya, dia seperti pernah melihat dimana ia melihat pemuda itu.
Namun ia tak berhasil mengingatnya, atau mungkin itu hanya seseorang yang sama, pikir Bunga.

Hingga tak terasa acara televisi yang ia saksikan selesai, dirinya menggerutu kesal karena tidak dapat melihatnya dengan seksama. "Semua ini gara gara pemuda." Keluhnya kesal dengan cemberut.

Bunga pun melanjutkan libur hari ini dengan tidur siang, selain untuk mengobati kekesalan dirinya, juga untuk menikmati tidur siang yang tak pernah bisa ia dapatkan setiap harinya.
Tak perlu lama baginya untuk terlelap tidur dan memasuki alam mimpi, dalam hitungan menit ia sudah menikmati kehidupan di alam mimpinya.

*****

Sementara seorang pemuda yang baru pindah ke rumah baru, sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya. Tak perlu banyak hal ia cukup dengan membuat telur mata sapi dan segelas coklat hangat untuk beraktifitas hari ini.
Apalagi sudah dua hari dia pindah ke kota baru ini dan belum sempat menyapa ataupun berkenalan dengan orang orang di sekitarnya.
Ia pun memutuskan untuk siang nanti membeli beberapa makanan dan akan di berikan sebagai salam perkenalan dirinya ke semua tetangga dan lingkungan ini.

***

Dua jam sudah berlalu setelah sarapan paginya itu, ia pun melihat keluar jendela untuk mengamati suasana siang ini, berbeda dengan tempat tinggal ia yang terdahulu, tempat tinggal yang sekarang sangatlah panas, ditambah dengan tidak adanya angin yang berhembus.
Namun pikirnya itu lebih baik daripada berada di neraka.
Ia pun melangkah pergi ke luar sambil melihat sinar matahari hari ini, sinar matahari yang terlihat lebih terik dan panas dari hari biasanya.

Ia menghela nafas sekejap dan membawa keluar sepeda motor yang dibawanya dari kota lama. Ia pun menyalakan mesinnya sambil berbisik lirih "Memang kota ini sangat jauh berbeda dari kota Malang." Kemudian matanya terpejam dan membayangkan keindahan kota Malang yang ia tinggalkan.

Saat hendak memacu pergi membeli makanan. Dia melihat tetangganya pergi dan lewat di hadapannya, berboncengan dengan seorang laki laki yang ia perkirakan adalah pacarnya.
Ia pun sempat tersenyum dan melihat tetangga baru di tempat ia tinggal sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda keramahan dirinya.

Sementara sang lelaki dan gadis itu hanya tersenyum balik melihat tetangga itu. Mata gadis dan pemuda itu sempat beradu beberapa saat sebelum gadis itu pergi.
Dan tak lama berselang gadis itu sudah tak terlihat lagi oleh mata pemuda ini. Dia pun tak menunggu waktu lama untuk pergi berkeliling kota sambil membeli makanan yang akan ia bagikan untuk para tetangga.

****

Merlin yang hari ini pergi jalan jalan sendiri keluar dari sebuah toko buku, dia membawa beberapa buku yang di belinya, entah buku apa itu namun buku itu sangat terlihat tebal. Merlin berbeda dari ketiga sahabatnya, ia tidak pernah bekerja untuk mencari nafkah atau sekedar bekerja untuk memenuhi isi perutnya.
Sebab orang tuanya bekerja di salah perusahaan terkemuka di kota Jakarta, dan ia harus hidup dan tinggal terpisah. Sebab ia lebih suka tinggal di sini, di Kota Solo bersama Nenek dan para sahabatnya. Dan untuk kebutuhan setiap harinya, orang tuanya selalu mengirimkan uang berlebih untuk dirinya, itu karena dia juga merupakan anak satu satunya di keluarga.

Sesaat hendak melangkah pergi ke parkir mobil, ia melihat seorang pemuda yang baru beberapa hari ia lihat. Pemuda yang menjadi salah satu tetangga sahabatnya itu. Ia pun sempat tersenyum saat pemuda itu melewatinya hingga tak terasa bungkus keripik kentang kesukaannya dan bukunya terlepas dari tangannya.

"Aduh... Sialan.." Gerutunya sambil merapikan buku dan keripik makanan itu.

"Ceroboh... " Ucap pemuda itu dan jongkok di hadapan Merlin untuk membantunya.

Sementara Merlin sedikit kesal mendengar ucapan pemuda itu, namun matanya tak berkedip melihat seorang paras tampan yang ada di hadapannya. Ia pun segera melupakan ucapan pemuda tadi kemudian mengulurkan tangan.

"Aku Merlinda, tapi biasanya di panggil Merlin." Ucapannya sambil mengulurkan jabat tangan.

"Aku Reyhan."  Jawab dia halus. Suara begitu halus hingga membuat hati Merlin meleleh.

Mereka pun kembali berdiri setelah membereskan buku tadi, saat pemuda itu berbalik dan beranjak pergi, ia mengucapkan sedikit kata untuk Merlin. " Kau tidak akan bisa diet jika tak berhenti memakan itu."

"Apa maksudmu?" Tanya merlin dengan tatapan tajam ke arahnya. Telinganya panas mendengar ucapan pemuda ini.

"Hahaha... Tak usah kau pikirkan kata kataku kau hanya perlu fokus pada dietmu." Suara tawa dan jawaban yang keluar darinya. Sesaat kemudian ia pun melangkah pergi meninggalkan Merlin dan masuk ke toko buku.

Sementara Merlin hanya kesal dan marah. Ia tidak tahu bahwa lelaki tampan dan bersuara halus bisa mengatakan hal yang kejam dan sangat tajam. Dia merasa bodoh karena tadi sempat terpesona dan tergoda oleh pemuda itu.

"Tapi darimana dia tahu?" Suara hati Merlin. Ia pun tersadar saat pemuda itu membantu dirinya membereskan buku tadi.

"Sial..!!!" Umpatnya dalam hati. Ia pun pergi pulang dalam keadaan yang kesal.

TBC....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar