Halaman

Sabtu, 20 Januari 2018

S.O.L.O (Story Of Love)

Bab 19

Nita berlari cepat seperti mengejar sesuatu, sementara Bunga dan Merlin juga berlari di belakangnya, mengikuti sahabatnya. Entah apa yang sedang di kejar oleh gadis yang selalu senang dan ceria ini, namun saat ini air matanya mengalir sampai ke pipi, raut kebahagiaan dan keceriaan yang selalu terlukis di wajah cantiknya tak lagi tampak. Semua orang yang ada di bandara melihatnya dengan aneh, sebab ia berlari di dalam bandara dengan mengenakan pakaian pernikahan atau lebih tepatnya dengan memakai gaun pengantin yang indah.
Hingga tiba tiba ada seorang petugas bandara yang menghentikannya.


"Maaf Mbak... Dilarang berlari atau membuat keributan di dalam bandara!" Jelas seorang petugas yang menghentikan seseorang yang mengganggu kenyamanan bandara.


"Hah...hhh...hhh Maaf pak tapi saya ada urusan penting." Jawabnya dengan nafas yang terengah engah.


"Iya pak... Kami ada urusan penting." Sahut Bunga yang kini sudah ada di samping Nita bersama Merlin. Keduanya juga kelelahan seperti habis berlari maraton.


"Maaf Mbak...Tapi Semua ini sudah kewenangan pihak bandara..." Ucap petugas bandara yang masih muda ini.


"Kumohon pak..." Ujar Nita dengan air mata yang kembali mengalir.


"Kalian sudah terlambat..." Suara seseorang dari arah berlawanan.


Nita dan kedua sahabatnya berbalik badan dan menoleh ke asal suara itu.


*****


Tiga Hari Sebelumnya.


Nita sedang duduk manis di ruang tamunya. Ia sedang bermain handphone dan menonton acara televisi. Akan tetapi sebenarnya saat ini pikiran serta jiwanya sedang berada dan fokus pada hal lain. Karena tinggal tiga hari lagi ia akan menikah, dan untuk selanjutnya dia akan menjadi Nyonya Arifin.
Namun bukan itu yang sebenarnya di pikirkan olehnya saat ini. Gadis yang selalu ceria ini sebenarnya sedang memikirkan hal lain, yaitu tentang Reyhan. Ia kembali merenungkan semua hal dengan sangat teliti, ia juga sempat berpikir apakah semua keputusannya ini salah. Namun dirinya kembali mencoba menyakinkan dan menguatkan hatinya kembali, bahwa semua keputusan dan pilihannya saat ini adalah hal terbaik.


Akan tetapi terkadang manusia juga bisa sangat bodoh, sebab tidak semua pilihan terbaik adalah pilihan yang benar. Entah sengaja atau tidak, namun nampaknya gadis ini melupakan hal ini.
Dan meskipun tinggal tujuh puluh dua jam lagi ia akan menempuh hidup baru. Namun terkadang ia masih merasa ragu untuk beberapa hal, apalagi setelah ia mendengar sebuah kebenaran akan masa lalu,  semuanya perasaan yang ada di hatinya seperti kembali dan bertolak pada Reyhan. Semua rasa dan hal yang ada di masa lalu kembali bangkit.


"Kak di panggil temannya itu lho..." Ujar Tara membuyarkan lamunan kakaknya.


"Hah... Apa dek?" Tanyanya sedikit kaget.

"Itu kak Bunga datang dan menunggu di teras." Jawab adiknya yang merasa aneh dengan kondisi kakaknya.

"Kok kamu tidak beri tahu aku?" Tanya Nita.

"Wehhh.... Orang kakak di panggil malah asyik melamun. Kalau orang mau nikah mesti harus sering melamun ya. Hahaha..." Balas Tara yang sedikit mengejek kakaknya.

Ia tidak memperdulikan ucapan adiknya itu dan lebih memilih langsung berjalan menemui sahabatnya. Dan benar disana terdapat Bunga yang sedang duduk dan menunggu dirinya. Ia langsung menghampiri dan menyapa sahabatnya itu dengan senyuman khas darinya.

"Maaf ya..." Sapa darinya.

"Hmmm iya..." Jawab Bunga yang seperti tidak ikhlas.

"Hehehe... Ada apa kau datang kemari?" Ujar Nita yang sembari duduk di sebelah sahabatnya.

"Aku cuma ingin main sambil mau melihat keadaan dirimu." Jawab pacar Tama ini.

"Ohh... Mau minum apa?" Ucap Nita sambil menawarkan minuman kepada sahabatnya.

"Tidak usah...Nanti aja."

Sebenarnya saat ini ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Bunga. Dan ia ingin mengajak sahabatnya pergi, namun ada sebuah tradisi dimana seorang calon pengantin tidak boleh pergi atau pun keluar rumah sebelum hari pernikahannya, dan biasanya hal itu berlangsung atau mulai dari satu minggu sebelum hari pernikahan.
Hal inilah yang membuat Bunga merasa tidak enak untuk membicarakan sesuatu hal yang mengganjal di hatinya, akan tetapi ia tidak punya pilihan lain.

"Kau yakin tidak apa apa?" Tanya Nita yang sedikit aneh melihat sahabatnya. Persahabatan yang terjalin cukup lama antara keduanya membuat gadis ini paham dan tahu seluk beluk sifat Bunga.

"Iya... Di rumahmu ada siapa?" Jawaban disertai pertanyaan dari Bunga.

"Aku dan Tara. Orang tua ku sedang pergi ke gedung acara pernikahanan untuk persiapan nanti." Jawabnya yang merasa aneh dengan sahabatnya ini.

Sebenarnya ia merasa ragu dengan hal ini, apalagi di rumah sahabatnya ini masih ada Tara, yang merupakan adik Nita. Namun ini masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Ia lalu menarik nafas dengan sedikit dalam dan beberapa kali, sambil menguatkan mentalnya. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ini tentang Reyhan."

Nita hanya terdiam saat sahabatnya menyebut nama Reyhan. Sebenarnya ia sudah memutuskan tidak ingin lagi mendengar nama itu di hidupnya. Akan tetapi ekspresi wajahnya sedikit berubah dan menunjukkan rasa penasaran.

"Ada apa?" Tanyanya.

Bunga menoleh ke arah kiri dan kanan dan melihat sekeliling, ia juga sempat melirik ke dalam rumah Nita untuk memastikan tidak ada yang mendengarkan pembicaraan mereka baik secara sengaja maupun tidak.

Bunga langsung mengatakan semua hal yang ia diketahui ketika bertemu dengan Reyhan beberapa waktu yang lalu. Semua di ceritakan oleh dirinya dengan sangat teliti dan detail, termasuk juga tentang kepergian Reyhan ke Sydney.
Seolah tidak ingin percaya dan menolak apa yang disampaikan oleh sahabatnya ini dengan membantah setiap perkataan dari sahabatnya. Namun sebenarnya hati nurani gadis yang berzodiak Cancer ini percaya, kedua bola matanya berkaca kaca, air mata seakan ingin keluar dan segera tumpah, tapi Nita ingin menahan hal itu, ia sudah memustuskan untuk memilih Arifin, dan ia juga memutuskan untuk tidak peduli lagi dengan Reyhan. Namun sekali lagi dia salah, hatinya masih menyimpan nama dan rasa untuk cinta dari masa lalu.

"Apa semua ini benar?" Tanya Nita dengan suara yang berbeda. Ia seperti sedang berusaha mengontrol perasaan dan gejolak jiwanya.

"Iya Nita...Aku Tidak berbohong kepadamu." Jawab gadis berzodiak Gemini ini.

"Lalu apa maksud semuanya ini? Bukankah kau tahu aku sudah memilih Arifin dan akan segera menikah dengannya." Seru Nita.

Bunga kemudian menggenggam tangan dan jemari sahabatnya. Ia berusaha menenangkan hati sahabat yang sedang mengalami dilema ini. "Kita sudah berteman dan bersahabat sejak lama, kita berempat bersahabat sejak masih duduk di Pendidikan Menengah Pertama, dan berlanjut hingga sampai sekarang. Aku, Kau, Merlin, dan Nisa sudah paham betul sifat satu sama lain dengan baik. Maka dari itulah aku mengatakan semua hal ini padamu. Tanpa bermaksud atau bertujuan apapun. Sebab seorang sahabat ingin yang terbaik untuk sahabatnya."

Mendengar semua hal membuat gadis ini semakin sedih. Dan semua yang di katakan oleh sahabatnya, Bunga memang benar. Pertemanan dan persahabatan mereka berempat sudah terjalin sangat lama, hingga memahami semua hal tentang sahabatnya. Dan semua itu adalah fakta, bukan sebuah opini atau asumsi belaka. Namun setidaknya dan seharusnya Bunga juga paham, bahwa ia telah memilih Arifin. Laki laki yang selama beberapa tahun ini selalu ada di sampingnya dan menghiasi hari harinya.

*****
Dua Jam.


Dalam tiga hari terakhir menuju hari pernikahannya, Nita setiap malam selalu bermimpi tentang hal yang aneh. Sebuah mimpi yang tidak pernah ingin ia kehendaki ataupun datang. Sebab dirinya kembali bermimpi tentang masa lalu dan kenangan bersama Reyhan. Hal ini yang membuat dirinya selalu gusar dan gelisah dalam beberapa hari terakhir ini.


Namun hari ini adalah hari pernikahannya. Semuanya akan selesai saat ia menjadi Nyonya Arifin, dan semua kenangan tentang masa lalu dan juga Reyhan akan terkubur oleh kebahagiaan yang di berikan suaminya.
Akan tetapi harapan ini masih sedikit lebih lama untuk terjadi sebab waktu masih menyisakan dua jam lagi sebelum acara Ijab Qobul dan pernikahannya dimulai.


Nita yang sedang dihiasi dan di dandani pengantin terlihat sangat cantik, pakaian dan hiasan make up wajahnya sangat indah. Membuat gadis ini lebih mirip bidadari sekarang daripada anak cucu adam. Namun masih tersirat sedikit kesedihan yang tersimpul dalam keindahan dan kecantikan wajahnya yang terletak dan bersumber di dalam hati.
Namun gadis ini mencoba mengusir hal itu di hari pernikahannya yang sangat membahagiakan ini, ia mengenakan gaun pernikahannya yang berwarna putih silver yang sangat indah dan mempesona. Lantas diiringi dan di tuntun ke mobil untuk menuju tempat berlangsungnya Ijab Qobul.


Nita dan Merlin juga ikut ada disana dan menjadi salah satu rombongan mempelai wanita. Juga ada Nisa dan suaminya. Sementara Tama kekasih Bunga dengan berat hati tidak bisa datang karena sebuah masalah pekerjaan yang penting.


Dan tak berselang lama rombongan ini serta mempelai wanita sudah tiba di tempat acara, semua tamu yang sudah hadir langsung berdiri dan melihat dengan takjub, dan terpesona oleh sang mempelai wanita. Kecantikan dan keindahan Yunita Novianti telah membius semua tamu yang hadir, baik itu tamu wanita, ataupun pria.
Dan tinggal beberapa menit lagi acara pernikahan dan Ijab Qobul dimulai dan di selesaikan, setelah itu maka nanti Yunita Novianti akan secara sah dan resmi menjadi Nyonya Arifin.


****


TBC...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar