Halaman

Selasa, 19 November 2013

asal usul gagak

Sebuah Legenda Bangsa American Indian Sioux
Pada jaman dahulu kala dimana hari-hari terasa panjang semua burung gagak itu berwarna putih seperti salju.  Pada waktu itu orang-orang tidak mempunyai kuda dan senjata api ataupun senjata tombak yang ujungnya

Eddy Djaja - Penulis
terbuat dari besi. Namun hidup mereka sangat bergantung pada berburu kerbau untuk makanan sehari-hari mereka.
Berburu kerbau dengan berjalan kaki dengan senjata yang ujungnya terbuat dari lempeng batu sangat sulit, tidak pasti, dan berbahaya. Burung gagak membuat hal-hal yang bahkan lebih sulit bagi para pemburu, karena mereka adalah teman dari kerbau. Melambung tinggi di atas padang rumput, burung-burang gagak bisa melihat segala sesuatu yang sedang terjadi. Setiap kali mereka melihat si pemburu mendekati kawanan kerbau, mereka terbang ke teman-teman mereka dan, bertengger di antara tanduk mereka sambil memperingatkan mereka: “gak, gak, gak, para pemburu datang Mereka merambat naik melalui celah karang di sana Mereka datang dari belakang bukit sana. Awas!. gak, gak, gak! ” Mendengar hal itu, kawanan kerbau akan berbondong-bondong lari dan orang-orang akan kelaparan.
Orang-orang mengadakan rapat untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Di antara burung-burung gagak ada seekor yang sangat, besar – dua kali lebih besar dari pada yang lainnya. Burung gagak yang besar ini adalah pemimpin mereka. Seorang Kepala Suku yang bijaksana memberikan saran bahwa mereka harus menangkap burung gagak yang besar dan berwarna putih itu untuk memberinya pelajaran. Langkah ini mereka harus kerjakan atau mereka akan menderita kelaparan.
Burung gagak putih
Ia mengeluarkan selembar kulit kerbau yang besar dengan kepala dan tanduknya yang masih terpasang. Dia meletakkannya ke bahu belakang dari seorang pemburu muda yang berani sambil mengatakan: “Hai keponakanku, menyelinaplah di antara kerbau-kerbau itu Burung-burung gagak itu  akan berpikir bahwa Anda adalah salah satu dari kerbau tersebut. Dengan cara ini Anda dapat menangkap si gagak putih yang besar itu.”
Menyamar sebagai kerbau, pemuda itu merayap di antara kawanan kerbau
Persiapan untuk berburu kerbau
tersebut seolah-olah ia sedang memakan rumput. Kerbau-kerbau itu tidak memperhatikannya.. Kemudian para pemburu berbaris keluar dari perkemahan mereka dengan busur panah yang telah siap. Saat mereka mendekati kawanan kerbau, burung gagak datang seperti biasa memberi peringatan kepada kerbau: “gak, gak, gak, salah seorang sepupu dari para pemburu datang untuk membunuh Anda  Hati-hati terhadap panah mereka gak, gak, gak..!” dan seperti biasanya, semua kerbau berbondong-bondong lari — semua berlarian pergi kecuali pemuda yang menyamar di bawah kulit kerbau yang berpura-pura meneruskan memakan rumput
Kemudian gagak putih besar datang meluncur ke bawah, bertengger di bahu pemuda itu sambil mengepakkan sayap dan berkata: “gak, gak, gak,
Burung gagak setelah menjadi hitam
hai saudaraku, apakah kau tuli Para pemburu sudah dekat hanya dibalik bukit itu  Cepat selamatkan dirimu.!” Tetapi si pemuda yang  berani itu mengulurkan tangannya dari bawah kulit kerbau yang menutupi dirinya dan  seketika menangkap kaki dari burung gagak itu.. Dengan tali yang terbuat dari kulit pohon si pemuda mengikat kaki burung besar itu serta diikatkannya ujung tali yang lain ke sebuah batu besar yang berada disitu sehingga si gagak tidak bisa melarikan diri..
Kembali orang-orang mengadakan rapat. “Apa yang harus kita lakukan dengan gagak, besar itu yang telah sering kali membuat kita kelaparan?” “Aku akan membakarnya!” jawab seorang pemburu yang sedang dalam keadaan marah, Sebelum orang-orang bisa menghentikannya, ia menarik burung gagak dari tangan penangkapnya dan melemparkannya ke dalam kobaran api. “Ini akan memberi dia pelajaran” katanya.
Tentu saja, tali yang terikat di batu ikut terbakar dan seketika si gagak besar itu berhasil terbang keluar dari kobaran api. Tapi bulunya hampir
South Dakota Indian Reservation
semuanya dalam keadaan hangus. Meskipun ia masih bisa hidup namun ia tidak lagi berwarna putih. “gak, gak, gak” teriaknya sambil terbang kembali dengan sekuat tenaganya. “Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku tidak akan memperingatan kerbau-kerbau itu lagi. Demikian janji yang diucapkannya. “Gak, gak, gak” Si gagak terbang tinggi dan sejak itu semua burung gagak berwarna hitam.
Demikianlah diceritakan oleh bangsa American Indian Sioux yang bernama “Good White Buffalo di Winner Rosebud Indian Reservation di Negara bagian South Dakota (disadur/dirangkum dan diterjemahkan dari cerita-cerita dongeng bangsa American Indian Sioux)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar