Saya pikir Anda akan menyukai cerita ini: " Syair Purnama oleh akabahayato di Wattpad https://my.w.tt/UiNb/GK3s8EhbWJ
Selasa, 23 Januari 2018
Senin, 22 Januari 2018
S.O.L.O (Story Of Love)
EPILOG
Nita hanya menangis dan berdiam diri di bandara. Sudah terlambat baginya untuk mengubah dan memperbaiki sebuah kesalahan. Reyhan sudah kembali pergi dan entah kapan dia akan datang kembali lagi. Tidak ada hal yang bisa di lakukan oleh gadis ini, pernikahannya gagal, cinta yang ia kejar malah menghilang.
Gadis ini merasa bahwa sekarang dirinya sedang terombang ambing di tengah retorika kehidupan dunia. Dan tak ada hal yang bisa membangkitkan gairah hidupnya lagi.
****
Tiga Bulan Kemudian.
Tiga Bulan telah berlalu setelah hari itu, pernikahan yang gagal, serta cinta di masa lalu yang coba ia kejar pergi entah kemana. Ia kembali menjalani dan melakukan aktivitas kehidupannya lagi. Mencoba menyibukkan diri adalah hal terbaik untuk menghindari dan lari dari sebuah kenangan pahit. Namun tidak dengan rasa hatinya, bahwa sampai sekarang perasaan terhadap Reyhan masih ada di dalam hatinya. Masih betah dan bertahan di dalam sana.
Dan semenjak kejadian itu, dirinya sudah jarang bertemu ataupun pergi dengan Arifin. Nita tidak tahu apa yang terjadi dengan mantan kekasihnya, atau mungkin mantan kekasihnya itu telah membenci dirinya. Atau mungkin juga Arifin telah menemukan cinta yang baru.
Begitu juga yang terjadi pada ketiga sahabatnya, Bunga, Merlin, dan Nisa. Mereka semua sudah sibuk dengan urusan dan kegiatan masing masing, Nisa yang sibuk mengurusi kehidupan yang baru dijalaninya, sedangkan Bunga yang masih sibuk dengan rutinitas pekerjaan yang selalu menumpuk, dan Merlin yang sekarang telah mulai bekerja.
Meskipun ia bekerja sebagai wirausaha, kecintaan gadis ini terhadap makanan membuatnya melakukan usaha bisnis dengan membuka sebuah kafe. Ia merasa sudah mulai bosan dan jenuh dengan kehidupan yang terus terusan menghamburkan uang, gadis bertubuh montok ini ingin seperti ketiga sahabatnya, yang mencari uang sendiri dengan bekerja.
Meskipun awalnya ia kesulitan menjalankan bisnis kafenya, apalagi ketika awal bulan pembukaan kafenya yang selalu sepi. Namun situasi berubah dengan seiring berjalannya waktu.
Di bulan ketiga kafenya mulai ramai dan terlihat penuh. Berkat usaha dan kerja keras yang tanpa henti, serta promosi yang tak kenal lelah. Kini bisnis kafe yang ia geluti menghasilkan banyak pundi pundi uang untuknya sendiri. Ia juga sudah tidak lagi kesulitan menggaji beberapa pegawai yang bekerja di kafe miliknya.
Di kafe miliknya juga Ia bertemu dengan salah satu pengunjung setia di kafe ini. Ia adalah Andra, pria yang bekerja di sebuah perusahaan dan menjadi manager di usia yang masih muda, walaupun dia lebih tua dua tahun dari Merlin.
Dan pertemanan dan kehangatan dengan Andra lah yang membuat gadis ini kemudian jatuh hati padanya, dan menerima cinta dari Andra.
*****
Udara malam yang dingin dan hembusan angin malam memperburuk situasi saat ini. Apalagi beberapa waktu yang lalu musim hujan sudah datang menyapa, hingga membuat setiap manusia bersiap dengan kejutan air dari langit. Namun hal itu tidak berpengaruh dengan pria yang sedang menikmati malam ini dengan kesendirian dan rasa sepi. Ia duduk melamun dan menikmati kopi yang telah di pesan olehnya beberapa saat yang lalu.
Semenjak pernikahannya gagal dengan Nita, ia lebih suka menghabiskan waktunya seorang diri dalam beberapa waktu terakhir ini, ia juga sudah jarang berkomunikasi atau bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Sebenarnya ia tidak bermaksud menghindar darinya, akan tetapi jika terus bersama dan dekat dengan Nita membuat laki laki ini tidak akan pernah bisa melupakannya. Semuanya sebenarnya sangat sulit bagi dirinya, namun ia tahu bahwa ini adalah hal terbaik bagi dirinya dan Nita.
"Apa aku boleh duduk disini?" Suara yang menghancurkan lamunan indahnya.
Ia menatap wajah orang yang berbicara dengan dirinya, seorang wanita cantik yang seukuran dengannya. Ia hanya tersenyum dan berkata. "Silahkan..."
"Terimakasih..." Jawab gadis ini dengan senyuman ramah dan indah.
"Lama tak bertemu denganmu Anna?" Ucap Arifin yang bertanya padanya.
"Iya... mungkin pertemuan kita terakhir saat satu hari sebelum pernikahan itu. Yang dimana aku mengatakan semua hal tentang Nita dan Reyhan padamu." Jawab Anna sambil meneguk coklat hangat yang di pesannya.
"Bisa kita tidak bahas itu lagi..." Timpal Arifin dengan kesal.
"Hahaha...Maaf. Aku hanya ingin tahu saja apa yang dilakukan oleh orang yang patah hati dan gagal menikah." Ujar Anna.
"Mungkin aku akan sedikit bersantai dan liburan ke Pulau Bali untuk beberapa minggu atau bulan." Jawab Arifin.
"Kurasa itu adalah pilihan yang bagus untukmu saat ini..." Balas Anna dengan tersenyum.
"Dan bagaimana kalau kau ikut denganku? Liburan bersamaku?" Seru Arifin memberi tawaran kepada Anna.
"Dan Kurasa itu bukan sebuah pilihan yang buruk..." Kata Anna. Kedua orang ini kemudian menikmati malam yang dingin di kafe tersebut dengan berbincang dan bercanda.
****
Setelah udara malam yang dingin serta hujan di waktu dini hari. Membuat nuansa tadi malam menjadi sangat tenang dan indah, semua orang seperti tertidur dan terlelap di mimpinya masing masing. Hingga sinar mentari pagi, membangunkan semua makhluk hidup di bumi, dan memberikan sebuah cahaya hangat dan menyegarkan.
Hari ini Nita yang sedang libur bekerja ingin pergi ke suatu tempat dan menikmati hari liburnya. Ia duduk di sebuah taman dan menikmati udara serta suasana taman ini, dimana ingatan otaknya kembali memutar kebersamaan dirinya dan Reyhan di taman ini hanya untuk berbicara, bercanda, atau sekedar menghabiskan waktu saja. Semua itu terasa indah dan baru seperti kemarin terjadi.
Hingga ada seseorang yang datang dari arah belakang dan langsung duduk di sampingnya, Nita menatap dan terkejut dengan orang ini. Ia kembali mengucek kedua matanya dengan tangan untuk memastikan bahwa dirinya sedang tidak bermimpi atau berhalusinasi.
"Reyhan kau..." Ucapnya terpotong oleh isyarat tangan Reyhan yang menyuruhnya diam.
Laki laki yang kemarin baru tiba dari Sydney ini hanya diam dan menikmati udara taman ini. Ia memejamkan matanya dan kembali membukanya beberapa saat kemudian, ia lalu mendongakkan kepala dan memandang ke arah langit. "Apa kau tahu kisah seorang gadis bodoh yang lari dari pernikahan demi mengejar cinta yang semu di masa lalu?!"
Nita hanya diam dan tak menjawab perkataan dari Reyhan. Sebab semua itu tertuju padanya. Yah dialah gadis bodoh yang dimaksud oleh Reyhan, gadis yang tidak jadi menikah demi sebuah cinta yang semu di masa lalu.
Namun ia tak peduli lagi dengan ucapan dari laki laki ini. Ia hanya menatapnya dan memandang wajahnya dengan sangat intens. Sebenarnya ia ingin memeluk Reyhan, namun ia terlalu malu untuk meluapkan rasa bahagia yang di alaminya saat ini.
"Dan apa kau tahu ada orang bodoh dan lebih idiot daripada gadis bodoh yang tadi aku katakan." Ujar Reyhan tanpa menoleh ke arah Nita.
"Apa...Maksudku siapa?" Tanya Nita dengan sedikit gugup.
"Dia adalah seorang laki laki yang sangat bodoh dan idiot. Ia dengan sengaja membuang impian dan kehidupan yang nyaman hanya demi seorang gadis bodoh yang ia cintai di masa lalu, dan ia ingin menikmati dan menghabiskan semua waktu dengannya." Balas Reyhan masih tanpa menoleh ke arah gadisnya.
Sementara Nita hanya memandang Reyhan dan tersenyum kepadanya, sebab ia tahu maksud dari kata kata Reyhan. Ia bahkan tak pernah menyangka Reyhan akan mengatakan hal itu padanya. Mungkin bagi orang lain, mereka tidak akan mengerti atau paham ucapan darinya, namun gadis cantik ini berbeda. Karena ia sangat paham betul maksud ucapan dari Reyhan.
Saat ini Reyhan sudah bangkit dari tempat duduk dan berdiri memandang Nita. Ia melihat waktu di jam tangan yang ia kenakan dan mengucapkan sesuatu hal. "Kurasa sudah saatnya makan siang. Apa kau makan siang denganku?" Sambil mengulurkan tangannya ke arah Nita.
Sementara Nita hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya. Ia sudah tidak bisa melontarkan kata kata akibat terlalu bahagia. Ia menyambut uluran tangan Reyhan dan menggenggam tangannya, seolah gadis ini tidak mau dan tidak ingin kehilangan Reyhan, atau merelakan laki laki ini pergi lagi.
Keduanya berjalan pergi meninggalkan taman ini dengan bergandengan tangan, wajah kedua pasangan ini terlihat sangat berbahagia.
END....
Minggu, 21 Januari 2018
Sabtu, 20 Januari 2018
S.O.L.O (Story Of Love)
Bab 19
Nita berlari cepat seperti mengejar sesuatu, sementara Bunga dan Merlin juga berlari di belakangnya, mengikuti sahabatnya. Entah apa yang sedang di kejar oleh gadis yang selalu senang dan ceria ini, namun saat ini air matanya mengalir sampai ke pipi, raut kebahagiaan dan keceriaan yang selalu terlukis di wajah cantiknya tak lagi tampak. Semua orang yang ada di bandara melihatnya dengan aneh, sebab ia berlari di dalam bandara dengan mengenakan pakaian pernikahan atau lebih tepatnya dengan memakai gaun pengantin yang indah.
Hingga tiba tiba ada seorang petugas bandara yang menghentikannya.
"Maaf Mbak... Dilarang berlari atau membuat keributan di dalam bandara!" Jelas seorang petugas yang menghentikan seseorang yang mengganggu kenyamanan bandara.
"Hah...hhh...hhh Maaf pak tapi saya ada urusan penting." Jawabnya dengan nafas yang terengah engah.
"Iya pak... Kami ada urusan penting." Sahut Bunga yang kini sudah ada di samping Nita bersama Merlin. Keduanya juga kelelahan seperti habis berlari maraton.
"Maaf Mbak...Tapi Semua ini sudah kewenangan pihak bandara..." Ucap petugas bandara yang masih muda ini.
"Kumohon pak..." Ujar Nita dengan air mata yang kembali mengalir.
"Kalian sudah terlambat..." Suara seseorang dari arah berlawanan.
Nita dan kedua sahabatnya berbalik badan dan menoleh ke asal suara itu.
*****
Tiga Hari Sebelumnya.
Nita sedang duduk manis di ruang tamunya. Ia sedang bermain handphone dan menonton acara televisi. Akan tetapi sebenarnya saat ini pikiran serta jiwanya sedang berada dan fokus pada hal lain. Karena tinggal tiga hari lagi ia akan menikah, dan untuk selanjutnya dia akan menjadi Nyonya Arifin.
Namun bukan itu yang sebenarnya di pikirkan olehnya saat ini. Gadis yang selalu ceria ini sebenarnya sedang memikirkan hal lain, yaitu tentang Reyhan. Ia kembali merenungkan semua hal dengan sangat teliti, ia juga sempat berpikir apakah semua keputusannya ini salah. Namun dirinya kembali mencoba menyakinkan dan menguatkan hatinya kembali, bahwa semua keputusan dan pilihannya saat ini adalah hal terbaik.
Akan tetapi terkadang manusia juga bisa sangat bodoh, sebab tidak semua pilihan terbaik adalah pilihan yang benar. Entah sengaja atau tidak, namun nampaknya gadis ini melupakan hal ini.
Dan meskipun tinggal tujuh puluh dua jam lagi ia akan menempuh hidup baru. Namun terkadang ia masih merasa ragu untuk beberapa hal, apalagi setelah ia mendengar sebuah kebenaran akan masa lalu, semuanya perasaan yang ada di hatinya seperti kembali dan bertolak pada Reyhan. Semua rasa dan hal yang ada di masa lalu kembali bangkit.
"Kak di panggil temannya itu lho..." Ujar Tara membuyarkan lamunan kakaknya.
"Hah... Apa dek?" Tanyanya sedikit kaget.
"Itu kak Bunga datang dan menunggu di teras." Jawab adiknya yang merasa aneh dengan kondisi kakaknya.
"Kok kamu tidak beri tahu aku?" Tanya Nita.
"Wehhh.... Orang kakak di panggil malah asyik melamun. Kalau orang mau nikah mesti harus sering melamun ya. Hahaha..." Balas Tara yang sedikit mengejek kakaknya.
Ia tidak memperdulikan ucapan adiknya itu dan lebih memilih langsung berjalan menemui sahabatnya. Dan benar disana terdapat Bunga yang sedang duduk dan menunggu dirinya. Ia langsung menghampiri dan menyapa sahabatnya itu dengan senyuman khas darinya.
"Maaf ya..." Sapa darinya.
"Hmmm iya..." Jawab Bunga yang seperti tidak ikhlas.
"Hehehe... Ada apa kau datang kemari?" Ujar Nita yang sembari duduk di sebelah sahabatnya.
"Aku cuma ingin main sambil mau melihat keadaan dirimu." Jawab pacar Tama ini.
"Ohh... Mau minum apa?" Ucap Nita sambil menawarkan minuman kepada sahabatnya.
"Tidak usah...Nanti aja."
Sebenarnya saat ini ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh Bunga. Dan ia ingin mengajak sahabatnya pergi, namun ada sebuah tradisi dimana seorang calon pengantin tidak boleh pergi atau pun keluar rumah sebelum hari pernikahannya, dan biasanya hal itu berlangsung atau mulai dari satu minggu sebelum hari pernikahan.
Hal inilah yang membuat Bunga merasa tidak enak untuk membicarakan sesuatu hal yang mengganjal di hatinya, akan tetapi ia tidak punya pilihan lain.
"Kau yakin tidak apa apa?" Tanya Nita yang sedikit aneh melihat sahabatnya. Persahabatan yang terjalin cukup lama antara keduanya membuat gadis ini paham dan tahu seluk beluk sifat Bunga.
"Iya... Di rumahmu ada siapa?" Jawaban disertai pertanyaan dari Bunga.
"Aku dan Tara. Orang tua ku sedang pergi ke gedung acara pernikahanan untuk persiapan nanti." Jawabnya yang merasa aneh dengan sahabatnya ini.
Sebenarnya ia merasa ragu dengan hal ini, apalagi di rumah sahabatnya ini masih ada Tara, yang merupakan adik Nita. Namun ini masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Ia lalu menarik nafas dengan sedikit dalam dan beberapa kali, sambil menguatkan mentalnya. "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, ini tentang Reyhan."
Nita hanya terdiam saat sahabatnya menyebut nama Reyhan. Sebenarnya ia sudah memutuskan tidak ingin lagi mendengar nama itu di hidupnya. Akan tetapi ekspresi wajahnya sedikit berubah dan menunjukkan rasa penasaran.
"Ada apa?" Tanyanya.
Bunga menoleh ke arah kiri dan kanan dan melihat sekeliling, ia juga sempat melirik ke dalam rumah Nita untuk memastikan tidak ada yang mendengarkan pembicaraan mereka baik secara sengaja maupun tidak.
Bunga langsung mengatakan semua hal yang ia diketahui ketika bertemu dengan Reyhan beberapa waktu yang lalu. Semua di ceritakan oleh dirinya dengan sangat teliti dan detail, termasuk juga tentang kepergian Reyhan ke Sydney.
Seolah tidak ingin percaya dan menolak apa yang disampaikan oleh sahabatnya ini dengan membantah setiap perkataan dari sahabatnya. Namun sebenarnya hati nurani gadis yang berzodiak Cancer ini percaya, kedua bola matanya berkaca kaca, air mata seakan ingin keluar dan segera tumpah, tapi Nita ingin menahan hal itu, ia sudah memustuskan untuk memilih Arifin, dan ia juga memutuskan untuk tidak peduli lagi dengan Reyhan. Namun sekali lagi dia salah, hatinya masih menyimpan nama dan rasa untuk cinta dari masa lalu.
"Apa semua ini benar?" Tanya Nita dengan suara yang berbeda. Ia seperti sedang berusaha mengontrol perasaan dan gejolak jiwanya.
"Iya Nita...Aku Tidak berbohong kepadamu." Jawab gadis berzodiak Gemini ini.
"Lalu apa maksud semuanya ini? Bukankah kau tahu aku sudah memilih Arifin dan akan segera menikah dengannya." Seru Nita.
Bunga kemudian menggenggam tangan dan jemari sahabatnya. Ia berusaha menenangkan hati sahabat yang sedang mengalami dilema ini. "Kita sudah berteman dan bersahabat sejak lama, kita berempat bersahabat sejak masih duduk di Pendidikan Menengah Pertama, dan berlanjut hingga sampai sekarang. Aku, Kau, Merlin, dan Nisa sudah paham betul sifat satu sama lain dengan baik. Maka dari itulah aku mengatakan semua hal ini padamu. Tanpa bermaksud atau bertujuan apapun. Sebab seorang sahabat ingin yang terbaik untuk sahabatnya."
Mendengar semua hal membuat gadis ini semakin sedih. Dan semua yang di katakan oleh sahabatnya, Bunga memang benar. Pertemanan dan persahabatan mereka berempat sudah terjalin sangat lama, hingga memahami semua hal tentang sahabatnya. Dan semua itu adalah fakta, bukan sebuah opini atau asumsi belaka. Namun setidaknya dan seharusnya Bunga juga paham, bahwa ia telah memilih Arifin. Laki laki yang selama beberapa tahun ini selalu ada di sampingnya dan menghiasi hari harinya.
*****
Dua Jam.
Dalam tiga hari terakhir menuju hari pernikahannya, Nita setiap malam selalu bermimpi tentang hal yang aneh. Sebuah mimpi yang tidak pernah ingin ia kehendaki ataupun datang. Sebab dirinya kembali bermimpi tentang masa lalu dan kenangan bersama Reyhan. Hal ini yang membuat dirinya selalu gusar dan gelisah dalam beberapa hari terakhir ini.
Namun hari ini adalah hari pernikahannya. Semuanya akan selesai saat ia menjadi Nyonya Arifin, dan semua kenangan tentang masa lalu dan juga Reyhan akan terkubur oleh kebahagiaan yang di berikan suaminya.
Akan tetapi harapan ini masih sedikit lebih lama untuk terjadi sebab waktu masih menyisakan dua jam lagi sebelum acara Ijab Qobul dan pernikahannya dimulai.
Nita yang sedang dihiasi dan di dandani pengantin terlihat sangat cantik, pakaian dan hiasan make up wajahnya sangat indah. Membuat gadis ini lebih mirip bidadari sekarang daripada anak cucu adam. Namun masih tersirat sedikit kesedihan yang tersimpul dalam keindahan dan kecantikan wajahnya yang terletak dan bersumber di dalam hati.
Namun gadis ini mencoba mengusir hal itu di hari pernikahannya yang sangat membahagiakan ini, ia mengenakan gaun pernikahannya yang berwarna putih silver yang sangat indah dan mempesona. Lantas diiringi dan di tuntun ke mobil untuk menuju tempat berlangsungnya Ijab Qobul.
Nita dan Merlin juga ikut ada disana dan menjadi salah satu rombongan mempelai wanita. Juga ada Nisa dan suaminya. Sementara Tama kekasih Bunga dengan berat hati tidak bisa datang karena sebuah masalah pekerjaan yang penting.
Dan tak berselang lama rombongan ini serta mempelai wanita sudah tiba di tempat acara, semua tamu yang sudah hadir langsung berdiri dan melihat dengan takjub, dan terpesona oleh sang mempelai wanita. Kecantikan dan keindahan Yunita Novianti telah membius semua tamu yang hadir, baik itu tamu wanita, ataupun pria.
Dan tinggal beberapa menit lagi acara pernikahan dan Ijab Qobul dimulai dan di selesaikan, setelah itu maka nanti Yunita Novianti akan secara sah dan resmi menjadi Nyonya Arifin.
****
TBC...
Arsenal of Arsene Wenger
Ketika menjadi manager sepakbola tak menghasilkan apapun, maka menjadi kuli bangunan adalah hal yang wajar
S.O.L.O (Story Of Love)
Bab 20
Acara pernikahan akan segera berlangsung dan prosesi Ijab Qobul akan dimulai. Sang mempelai pria sudah duduk di sebuah bangku altar pernikahan, ditemani oleh beberapa teman dan kerabat yang akan menjadi saksi pada acara Ijab Qobul.
Sang mempelai pria terlihat sangat gagah dan berwibawa dengan pakaian yang ia kenakan. Ia memakai tuxedo berwarna putih silver, warna yang sama seperti mempelai wanita. Kegembiraan dan kebahagiaan jelas terlihat di wajah pria ini, raut muka yang bersinar seterang matahari sebagai salah satu bukti yang ada.
Dan akhirnya yang telah di tunggu datang juga. Sang mempelai wanita beserta rombongan pengantarnya, saat ini semua tamu yang hadir langsung berdiri dan menatap si mempelai wanita dan rombongan. Dengan gaun pernikahan yang berwarna senada dengan mempelai pria, memperlihatkan kedua pasangan ini akan menjadi pasangan yang berbahagia kelak kedepannya.
Saat ini mempelai wanita berjalan menuju meja dan bangku altar pernikahan, semua mata tamu dan hadirin berdecak kagum akan kecantikannya, Yunita Novianti terlihat sangat cantik dan mempesona, bagaikan putri dari kerajaan dongeng atau bidadari yang turun ke bumi.
Sudah tiba saatnya untuk melaksanakan prosesi upacara Ijab Qobul. Ia akan mengikat hati, tubuh dan jiwanya hanya untuk mencintai Arifin. Laki laki yang setelah ini akan menjadi suami serta ayah dari anak anak mereka. Namun di kecantikan gadis ini sedikit terlihat sebuah kesedihan yang nyata, kesedihan yang tidak disadari semua orang, baik itu dari pihak orang tua Nita, sahabat, teman ataupun keluarga.
Namun bagi Arifin yang sudah cukup lama mengenal dan berkawan dengannya, ia bisa tahu dan mengetahuinya hal ini.Mungkin Nita bisa tersenyum palsu dan menyembunyikan kesedihannya. Tapi Arifin bisa melihat dan merasakan hal ini, sebab rasa ini adalah insting seorang kekasih.
Kini Nita sudah duduk di samping Arifin, prosesi upacara Ijab Qobul siap dilaksanakan. Arifin menjabat tangan sang penghulu untuk mengikrarkan janji suci mereka.
"Apa semua sudah siap? Kalau begitu bisa langsung kita mulai." Ucap sang penghulu.
"Saya Nikahkan Anda dengan...."
"Berhenti!" Arifin berbicara dan melepas jabat tangan dengan penghulu.
Semua tamu dan hadirin langsung tertegun dan terdiam sesaat. Mereka tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh mempelai pria ini. Semuanya menjadi bingung serta tidak mengerti kenapa Arifin, si mempelai pria menghentikan proses Ijab Qobul yang akan dimulai.
"Apa yang kau lakukan Arifin?" Tanya salah satu temannya yang bertindak menjadi saksi pernikahan mereka.
"Aku tidak bisa menikah dengan Yunita..." Ucap Arifin yang membuat semua orang kaget dan terkejut. Semua orang langsung berdiri dan menoleh ke samping dan saling bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan Nita hanya menoleh ke arah Arifin dengan bingung dan heran.
"Apa... Apa yang terjadi." Suara sedikit gemuruh yang terdengar saat ini.
"Nak Arifin apa maksudmu dan apa yang kau lakukan?" Tanya Ayah Nita yang duduk di dekat Arifin, calon menantunya.
"Iya Arifin jangan buat kami malu!" Ujar Ayah Arifin dengan suara tegas, serta menatap anaknya dengan tajam.
Arifin berdiri dan menatap semua tamu yang hadir. Ia mengamati mereka satu per satu, seperti sedang meneliti atau memastikan sesuatu dengan matanya. Ia mengukuhkan hatinya dan mengucapkan sesuatu hal yang sangat berani.
Sedangkan sang penghulu pernikahan hanya terbengong dan bingung, sebab ini adalah pertama kalinya ia mengalami acara pernikahan yang aneh menurutnya.
"Saya mencintai dan menyayangi Yunita...Namun saya tidak ingin menikah dengannya." Sebuah perkataan yang lebih mengejutkan dan membuat semua tamu, keluarga dan siapapun yang hadir terkejut setengah mati.
Semua tamu kini memandang Arifin, namun Arifin tetap terlihat tegas dan kuat. Tak ada keraguan dan ketakutan dari setiap ucapannya tadi. Ia lalu mengulurkan tangan kepada kekasihnya, dan menariknya berdiri.
Sementara Yunita hanya menatap dan melihatnya dengan pandangan yang sama sekali tidak mengerti. Kedua matanya berkaca dan ingin menangis saat ini.
"Maaf Nita... Aku memang mencintai dirimu. Dan aku tahu di hatimu ada namaku, namun sekarang ada cinta yang lain di hatimu. Cinta yang telah lama ada disana sebelum aku datang." Jelas Arifin sambil menoleh ke arah Nita dan kemudian kembali menatap tamu tamunya.
"Apa yang kau lakukan Arifin?" Tanya Nita dengan mata yang berkaca kaca.
"Iya..Apa yang kau lakukan." Beberapa suara yang terdengar mendesak Arifin sambil mempertanyakan keputusannya.
"Nita.... Jangan bohong padaku. Kita berteman dan bersahabat, serta sudah lama menjadi kekasih. Aku tahu dengan baik dirimu, selama ini di dalam hatimu hanya ada satu cinta. Dan itu bukan untuk diriku, melainkan untuk orang itu..." Seru Arifin.
"Tidak Arifin...Selama ini aku mencintaimu.." Jawab Nita dengan meneteskan air mata.
"Tidak Nita...Kau Tidak bisa berbohong padaku. Kita masih punya waktu untuk ke bandara, apa kau tak ingin berjuang dan mendapatkan cintamu lagi." Ujar Arifin yang membuat gadis ini semakin menangis. Sedangkan keluarga dan tamu yang ada semakin bingung, mereka juga ikut terlarut dengan kejadian ini, mereka seperti sedang menonton film drama.
"Tap...iii"
"Ayo..." Sela Arifin yang menarik tangan Nita dan membawanya pergi.
Keduanya kemudian berlari keluar meninggalkan gedung pernikahan. Orang tua dari kedua pihak menatap mereka dengan bingung, sebab mereka tidak pernah membayangkan atau menyangka hal ini akan terjadi.
Kini mereka berdua telah sampai pelataran parkir, namun mereka lupa. Bahwa baik itu Nita dan Arifin tidak membawa kendaraan saat ini, kedua orang ini sedikit bertindak dengan ceroboh. Hingga samar samar terdengar sebuah suara yang memanggil nama mereka.
"Tunggu kami..." Suara yang berteriak kepadanya. Dan disana terlihat Merlin dan Bunga berlari mengejar kedua pasangan ini.
"Mana kunci mobilmu?" Tanya Arifin dengan tergesa gesa.
"Sebentar...Hahh...hhh..hhh.." Jawabnya dengan nafas yang terengah engah.
"Cepat...Atau nanti kita terlambat." Tegas Arifin. Sementara perasaan Nita saat ini bergejolak tak menentu, ia seperti sedang terombang ambing di tengah lautan yang tak bertepi.
"Ini..." Jawab Merlin masih dengan nafas yang terengah engah menyerahkan kunci mobilnya.
Akhirnya keempat orang ini pergi meninggalkan tempat itu dan menuju bandara. Arifin yang mengemudi, Nita duduk di sebelahnya, sedangkan Bunga dan Merlin duduk di bangku belakang.
Tak seperti yang terjadi di film atau acara televisi. Apabila kita mengejar sesuatu hal pasti jalanan akan sangat ramai, padat, dan macet. Namun kali ini jalanan terlihat seperti biasa, ramai namun tidak macet.
Arifin memacu lebih cepat mobil Merlin agar mereka bisa segera sampai di bandara, namun harus beberapa kali mereka berhenti karena mendapati lampu merah menyala. Dan beberapa kali juga mobil mereka hampir menabrak pengendara lain.
Hingga hampir satu jam mereka tiba di bandara. Keempat orang ini turun dari mobil, dan kemudian akan berlari masuk ke dalam bandara. Namun tidak dengan Arifin, ia hanya terdiam di pintu masuk bandara. Saat inilah Nita berbalik arah dan memeluk Arifin dengan sangat erat. Ia tidak tahu apa yang harus di katakan sekarang, Arifin adalah pria yang benar benar baik, pria yang ikhlas melepaskan gadis yang dicintainya.
"Sudah...Cepat sebelum pesawatnya berangkat." Ujar Arifin yang melepas pelukan mantan kekasihnya. Sebenarnya ia tidak ingin melepas pelukan ini, namun saat ini adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk kebahagiaan Nita, gadis yang disukainya.
Selepas itu Nita langsung berlari masuk ke dalam bandara, di ikuti juga oleh Bunga dan Merlin. Ketiga gadis ini berlari sepanjang ruangan di bandara, dan hal inilah yang memicu orang orang di dalam bandara melihat dan menatap mereka dengan tatapan aneh dan heran. Tentu saja semua orang menatapnya dengan aneh, sebab tiga orang gadis di dalam bandara dengan mengenakan pakaian untuk acara pernikahan, sedangkan yang satu memakai gaun pengantin.
Ada juga beberapa orang yang memotret dan mengambil gambar ketiga gadis ini ketika berlari.
Namun Nita dan kedua sahabatnya sudah tidak memperdulikan hal ini, prioritas mereka saat ini adalah menemui Reyhan dan mencegah kepergiannya.
Tapi nampaknya ketiga gadis ini sudah mengakibatkan sedikit keributan di bandara, hingga ada beberapa orang petugas bandara yang menghadap dan menghentikan mereka.
"Maaf pak tapi saya terburu buru...hhh hahh..hhhh." Ucap Nita dengan nafas yang terengah engah, ia mencoba mengatur alur nafasnya.
"Maaf Nona...Tapi anda sudah membuat keributan dan menganggu kenyamanan orang lain yang ada di sini." Sahut salah satu petugas.
"Iya Pak....Tolong ini demi masa depan teman saya..." Ucap Bunga yang baru tiba di belakang Nita dan di ikuti oleh Merlin. Kedua gadis ini sedang mengatur nafasnya terengah engah seperti habis lari Marathon.
"Tapi Maaf Nona nona semua...Kalian sudah membuat orang lain tak nyaman." Ujar petugas bandara yang lain.
"Tapi pak..." Ucap Nita yang sedikit memaksa. Memang benar di sadar bahwa semua orang di dalam bandara sedang mengamati dirinya dan kedua sahabatnya. Tapi sekarang ia sudah tidak peduli lagi akan hal ini.
"Kau sudah terlambat..." Sebuah suara dari arah berlawanan.
"Anna...Kau?" Ucap Nita dengan kaget. Sementara Bunga dan Merlin hanya menatap bingung gadis yang menghampiri sahabatnya.
"Pesawat yang Reyhan tumpangi sudah berangkat dan pergi setengah jam yang lalu..." Tambah Anna. Yang ternyata mengantar kepergian Reyhan, akan tetapi saat hendak pulang ia melihat sebuah kerumunan orang yang melihat tiga orang gadis berlari dan ia mengenali salah satu gadis itu. Ia lalu memustuskan untuk mengikuti dan menghampiri ketiganya.
"Jadi sia sia donk kita kesini dan berlari marathon.." Gerutu Merlin dengan cemberut kesal. Namun kemudian Bunga menyikut perut Merlin setelah mendengar ucapannya yang frontal.
Saat ini Nita terdiam,air matanya menetes membasahi pipinya. Wajah cantiknya kembali di selimuti dan di naungi awan mendung, kebahagiaan seperti pergi dan menyingkir darinya. Dan sekali lagi ia tidak bisa mengatakan sesuatu hal yang bisa mencegah kepergian Reyhan. Sekali lagi ia harus merelakan Reyhan pergi tanpa harapan untuk kembali.
"Ini untukmu..." Seru Anna memberikan sesuatu pada Nita. Setelahnya sebelumnya ia mengambil benda itu dari dalam tasnya.
"Apa ini?" Tanya Nita yang bingung karena menerima amplop kecil dari Anna.
"Itu dari Reyhan sebelum ia pergi. Ia menitipkan itu padaku untuk di berikan padamu, dan karena hari ini kita bertemu, maka langsung aku kasih surat amplop itu padamu." Balas Anna. Ia kemudian berpamitan dan berlalu pergi meninggalkan ketiga gadis ini yang masih terlihat seperti orang bodoh.
Nita membuka amplop itu, ternyata berisi sebuah kertas surat, ia lalu membaca isi surat tersebut.
"Dear Yunita Novianti.
Jika kau telah membaca surat dariku berarti aku sudah pergi. Maaf karena aku telah hadir dan mengusik hidup bahagiamu, dan maaf untuk semua hal yang kulakukan di masa lalu. Dan oh iya sampaikan maafku untuk Bunga dan Merlin juga, mungkin aku juga sedikit berdosa pada mereka. Dan seperti janjiku padamu, dan yang pernah aku katakan. Bahwa aku hanya datang untuk mengambil kenangan yang tersisa dari kota ini dan kenangan tentang dirimu.
Dan kudengar kau akan menikah, semoga pernikahanmu berjalan lancar dan langgeng. Jadilah istri dan ibu yang baik di kemudian hari, lalu ciptakan dan warnai duniamu sendiri dengan Cinta.
Dari Cinta yang ada di masa lalu."
Reyhan
Setelah itu Nita terduduk dan menangis, kedua tangan menutupi wajahnya, namun suara pilu dan kesedihan terdengar jelas dalam tangisannya. Sedangkan Bunga dan Merlin menenangkan sahabatnya dan memeluknya.
*****
TBC...
Kamis, 18 Januari 2018
S.O.L.O (Story Of Love)
Bab 17
Musim telah berganti, udara yang panas berubah menjadi sejuk. Hawa tenang menaungi keindahan langit sore, hingga terlihat keindahan akan keagungan Tuhan. Tak ada yang berubah setelah kejadian itu, Nita terlihat sudah seperti dulu kala, ceria dan bahagia. Kecantikan dan keindahan yang sempat memudar kini telah nampak dan bersinar kembali. Hingga senyuman manis di bibirnya menggambarkan begitu senang dan bahagia hatinya saat ini.
Kini kebencian dan kemarahan terhadap Reyhan sudah hilang, dan muncul kembali rasa cinta yang sempat hilang di telan kecemburuan yang tak beralasan. Namun sekali lagi dirinya dihadapkan pada dilema diantara takdir yang bergema pada kedua lelaki yang ada di hatinya, antara Reyhan atau Arifin.
Nita masih terduduk di tempat tidurnya, perasaan bahagia sedang menyelimuti dirinya. Namun ia juga merasa bersalah pada Arifin, ia tidak tahu yang mana akan dipilihnya. Cinta di masa lalu atau cinta yang sekarang.
Namun setelah kejadian itu, Nita sama sekali tak pernah melihat atau mendengar kabar dari Reyhan.
Rumah Reyhan yang terletak beberapa meter dari rumahnya juga sudah seminggu kosong, sepi dan seperti tidak berpenghuni. Nita berpikir dimana Reyhan sekarang, dan mengapa ia menghilang, semua pertanyaan itu terus berkutat di kepalanya. Hingga ia tak tersadar ada yang datang dan memasuki kamarnya.
"Hayo melamun apa?" Teriak Tara yang mengagetkan kakaknya.
"Apaan sih kamu dek! Gak lucu tahu." Balas Nita yang tidak tahu kapan adiknya sudah berada di kamarnya.
"Hahaha.... Itu kak, aku disuruh ibu untuk kakak segera ganti baju. Arifin dan orang tuanya datang kemari." Ucap Tara memberitahu kakaknya ini.
"Apa?...Arifin..? Dan orang tuanya. Untuk apa?" Tanya Nita yang lebih terkejut ketika mendengar perkataan adiknya ini.
"Entahlah... Mungkin melamar kakak." Jawab Tara sambil mengejek kakaknya.
Semua lamunan indah Nita langsung sirna seketika. Ia masih belum sempat memikirkan tentang Arifin, laki laki yang selalu mencintainya dan selalu ada ketika dirinya sedang terpuruk.
Tak berselang lama Nita keluar dan turun dari kamarnya, di anak tangga ia melihat kekasihnya duduk bersebelahan bersama kedua orangtuanya, dan orang tua Nita. Arifin menatap Nita dengan sangat dalam saat ini.
Sesaat kemudian setelah sampai di ruang tamu, Nita langsung menyalami kedua orang tua Arifin.
"Jadi semua sudah lengkap ya? Bagaimana kalau segera kita mulai saja." Ucap seorang laki laki yang sudah tua dan berambut rapi, yang merupakan ayah Arifin.
"Iya pak..." Jawab ayah Nita disertai senyuman dari ibunya.
"Jadi Dek Nita.... Apakah dek Nita mau menjadi Istri dari putra saya." Tanya ibu Arifin. Wanita yang sudah cukup tua tapi dengan tampilan glamour.
Saat ini Nita tidak bisa menjawab, ia tidak tahu mana yang harus dipilih olehnya. Ia tidak ingin merusak cinta dan harapan Arifin demi sebuah kisah di masa lalu. Namun ia juga belum bisa menjawab, namun secara reflek kepalanya bergerak seperti mengangguk sebagai tanda setuju.
"Alhamdulillah..." Ucap semuanya ketika melihat anggukan kepala Nita yang pelan. Tak terkecuali juga Arifin, ia sangat senang dan bahagia, sebab kekasihnya mau menerima lamaran darinya. Ia langsung memegang tangan halus kekasihnya ini.
"Jadi sekarang kita tinggal membicarakan tanggal pernikahan dan mas kawinnya..." Ucap ayah Arifin.
"Ya betul..." Jawab Ridwan, ayah Nita. Mereka yang ada dirumah ruangan ini langsung berbicara dan bercanda sambil mengatur jadwal pernikahan putra putri mereka, sesekali mereka minum dan memakan makanan yang sudah disediakan.
Namun hati gadis ini sedang gelisah, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan sekarang dan yang akan terjadi berikutnya. Ia berpura pura bahagia dan memberi senyum palsu kepada semua orang saat ini.
*****
Di Tempat Lain.
Seseorang duduk termenung di halaman depan rumah seseorang, ia bertamu dan ingin membicarakan sesuatu yang penting saat ini. Sudah hampir lima menit ia menunggu, namun tuan rumah yang di tunggu olehnya tak muncul juga. Ia sempat berdiri dan akan pergi, hingga sebuah teriakan terdengar oleh telinganya..
"Reyhan..." Suara yang memanggilnya.
"Kau lama sekali...." Gerutu Reyhan dengan tersenyum.
"Maaf... Maaf.. Hehehe." Sambut Anna yang sekarang sudah ada di hadapannya.
"Boleh aku duduk kembali..." Ucap Reyhan.
"Oh iya maaf... Silahkan duduk." Seru Anna sambil mempersilahkan tamunya untuk kembali duduk.
"Anna.... Apa yang kau lakukan!" Ujar Reyhan. Namun matanya menatap tajam ke arah Anna dan nada bicaranya sudah berubah.
"Maksudmu?" Jawab Anna bingung sambil menggaruk kepala.
"Mengapa kau menceritakan semua hal itu kepada Nita..." Seru Reyhan.
Anna kemudian mengambil nafas dan memejamkan matanya, ia seperti sedang menyiapkan diri untuk berkonsentrasi penuh. Kemudian gadis berambut pendek ini membuka mata, dan membuka suara. "Karena aku sudah tidak sanggup lagi berbohong."
"Berbohong?"
"Iya... Bertingkah seolah tidak tahu apa apa. Dan bertingkah bahwa kau baik baik saja dan tidak terluka." Sahut Anna yang seketika matanya berkaca dan menangis.
"Kau memang sahabat yang baik Anna, aku beruntung bisa hidup dan bersahabat denganmu...Tapi maaf semua harus sudah selesai." Ucap Reyhan sambil menenangkan sahabatnya.
"Maksudmu?" Tanya Anna dengan bingung.
Reyhan lalu menceritakan sesuatu hal kepada sahabatnya ini, dan ketika mendengarkan penjelasan dari Reyhan. Membuat gadis tomboy berparas cantik ini bersedih. Ia lalu menatap sahabatnya dan memeluknya.
Sementara Reyhan hanya terdiam ketika di peluk oleh sahabatnya yang sedang menangis ini.
****
Dua Hari Kemudian.
Setelah Arifin dan keluarganya datang ke rumahnya. Nita merasa bersalah dan dilema, ia harus berpikir jernih dan bersikap tenang, ia pun menghubungi Reyhan dan ingin bertemu dengannya. Sebab Reyhan belakangan ini sudah jarang ada dirumah dan tidak pernah terlihat lagi olehnya, hal ini membuat gadis cantik yang selalu ceria ini menjadi penasaran. Entah apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya saat ini, yang jelas dirinya ingin bertemu dan berbicara dengan Reyhan.
Seperti masa lalu, Nita duduk termenung di bangku taman mengunggu kedatangan Reyhan. Ini adalah tempat kesukaan dia dan Reyhan ketika mereka masih bersama, seperti yang terjadi di masa lalu, saat keduanya sering menghabiskan waktu bersama. Nita mengingat kembali dan memutar semua kenangan itu di otaknya, ia merasa sangat bahagia dan waktu itu, dan andai saja ia tidak terlalu bodoh, maka semua hal yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini tak pernah terjadi.
"Hei... Ada apa?" Tegur Reyhan.
Nita hanya menatapnya tanpa bersuara, namun matanya memberi isyarat dan seperti ingin menangis. "Kak..."
"Ada apa?" Tanya Reyhan. Akan tetapi ia seperti tahu kondisi yang sedang dialami gadis ini.
"Kau kemana saja belakangan ini dan mengapa kau tidak pernah pulang ke rumahmu?" Tanya Nita.
"Aku ada urusan dan itu bukan urusanmu." Jawab Reyhan dingin. Sambil sesekali matanya menatap wajah Nita.
"Apa kau tidak pernah menghargai aku dan perasaanku? Apa kau tidak mengerti apa yang aku rasakan!" Ucap Nita dengan nada tinggi disertai beberapa tetesan air mata.
"Jika kau ingin bertemu denganku dan hanya ingin mengatakan hal bodoh, maka lebih baik aku akan pergi saja." Jelas Reyhan yang bersiap melangkah pergi.
"Mmm... Hiks...hiks.. Kemarin Arifin dan orang tuanya datang melamar ku kak..." Ucap Nita dengan sedikit menurunkan nada suaranya.
"Bagus...Bukankah itu adalah hal yang kau harapkan selama ini." Balas Reyhan yang kemudian pergi meninggalkan Nita sendiri. Ia pergi tanpa mendengar kata kata dan penjelasan dari gadis yang di sukainya.
Sementara Nita hanya terduduk dan terdiam di bangku. Ia menangis dan merenungi nasibnya. Seharusnya dirinya bahagia saat ini, karena Arifin telah melamarnya beberapa hari yang lalu. Namun Reyhan telah datang kembali ke kehidupannya dan mengacaukan takdir bersama Arifin.
Hingga ia merasa bahwa dirinya terjebak pada dua Takdir.
*****
Malam semakin larut, namun gadis ini masih belum bisa tertidur, meski ia telah berusaha untuk tertidur dan meski matanya telah terpejam, namun pikiran masih aktif memikirkan dua laki laki yang kini ada di hidupnya.
Ia merasa seperti telah melakukan kejahatan yang kejam dan hina, namun ia juga sadar bahwa dirinya di hadapkan pada dilema, dan harus memilih salah satu serta harus mematahkan salah satu hati laki laki lainnya.
Ia berpikir bahwa seandainya saja dirinya lebih percaya pada Reyhan di masa lalu, dan seandainya Reyhan tidak datang di masa depan semua hal sulit ini pasti tidak akan terjadi.
"Tok...Tok.." Nita mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dan setelah itu masuklah wanita yang sangat di sayangi ke dalam kamarnya.
"Kau belum tidur sayang?" Ucap Ayu yang bertanya pada putrinya.
"Belum Mah...Belum ngantuk." Jawab Nita berbohong.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Ibunya.
Nita terdiam. Ibunya ini seperti tahu apa yang sedang di alami dan dirasakan oleh putrinya. Dan Nita juga merasa bahwa ia lebih dekat kepada ibunya daripada ayahnya, entah karena itu faktor keduanya sama sama wanita, atau faktor lain.
"Ceritakan pada ibumu ini dan jangan kau tanggung sendirian." Ujar Ayu yang duduk di ranjang anaknya.
Nita langsung bangun dari posisi berbaring dan duduk tepat di sebelah ibunya. Ia lantas memeluk wanita yang sangat ia sayangi di dunia ini.
Baru kemudian ia bercerita tentang Arifin dan Cinta yang kembali ada dan hadir untuk Reyhan.
Saat itu ibu dua anak ini tahu, bahwa putrinya sedang di hadapan pada dilema yang besar. Naluri dan perasaan ibu terhadap anaknya memang kuat dan akurat. Ia langsung membelai rambut anaknya sembari tersenyum padanya.
"Sholat dan berdoa lah pada Tuhan. Sholat lah Tahajud dan Istiharah, serta mohonlah petunjuk pada NYA. Insyaallah pasti kau akan mendapatkan jawaban dan jalan keluar dari permasalahanmu." Ujar Ayu yang memberi nasehat kepada putrinya. Kemudian ia berjalan keluar dari kamar putrinya dan mengucapkan selamat tidur pada padanya.
*****
TBC...